Jakarta (Independensi.com) – Tokoh Lembata dan politisi senior, Gabriel Suku Kotan (GSK) menilai sosok calon Bupati dan Wakil Bupati Lembata periode 2024-2029, Thomas Ola Langoday–Gaudensius Mado Huar Noning paling siap berdayakan putra-putri asli ambil alih pembangunan ekonomi Lembata bersaing dengan masyarakat pendatang.
Pernyataan ini disampaikan oleh Gabriel Suku Kotan, Jumat (25/11/2024).
“Hanya Paket TOLGAS yang saya nilai punya pengalaman menata pembangunan ekonomi daerah. Keduanya punya komitmen bangun ekonomi Lembata dikelola Generasi Asli,” ungkap pria inisial GSK ini.
Menurut dia, paket TOLGAS sangat paham kondisi ekonomi masyarakat asli yang tidak pernah diberi peran mengelola dana besar APBD Lembata. Hal ini juga alasan animo masyarakat Kabupaten Lembata solid dukung TOLGAS.
“Paket TOLGAS akan melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat ekonomi/pelaku usaha yang merupakan putra-putri asli. Mereka tahu siapa yang akan diajak diskusi membahas permasalahan yang bertujuan mengangkat derajat dan nilai hidup masyarakat agar tidak menjadi masyarakat kelas dua dan tertinggal dengan masyarakat pendatang,” jelas tokoh senior asal Kecamatan Lebatukan ini.
“Cara tepat agar tidak ‘ketinggalan’ dengan usaha ekonomi para pendatang, berdayakan masyarakat asli Lembata yang sudah mempunyai badan usaha baik itu koperasi, kios, CV. atau PT. Buatkan program yang bagus untuk mereka,” tambahnya.
Adapun APBD Kabupaten Lembata secara keseluruhan dalam lima (5) tahun sangat besar. Ia pun mendukung jika paket TOLGAS siap distribusikan APBD untuk bisa meng-cover program yang melibatkan kelompok-kelompok pengusaha putra-putri asli daerah.
“Pelaksanaan kualifikasi dan klasifikasi perusahaan baru yang benar-benar dikelola oleh anak daerah untuk ditingkatkan kapasitasnya. Nantinya, mereka akan dimasukkan dalam kelompok pembinaan khusus. Pelatihan akan diberikan seperti manajemen perusahaan perofesional, perihal jasa usaha konstruksi, dan juga perihal pengadaan barang-jasa,” ujar mantan anggota DPRD Provinsi NTT itu.
Ia menambahkan, perusahaan-perusahaan baru yang sedikit pengalaman tadi bisa tidak ikut pelelangan karena diberikan kegiatan-kegiatan kecil terlebih dahulu sebagai pembelajaran.
“Pengadaan ATK, alat kebersihan kantor, pengadaan meubeuler kantor, dan lain sebagainya bisa diserahkan pengerjaannya kepada usaha-usaha kecil rintisan. Program pemberdayaan ini menciptakan unit-unit usaha baru yang menyerap tenaga kerja,” tambahnya.
Menutup diskusi tersebut, politisi senior percaya penuh pada sosok TOLGAS akan menaikan level perusahaan kecil rintisan generasi asli Lembata menjadi perusahaan besar.
“Sebaiknya ada pembedaan perlakuan terhadap perusahaan besar dan kecil, terutama khusus putra-putri asli Lembata. Tanpa mengesampingkan kelengkapan persyaratan perusahaan yang dibutuhkan. Nantinya setelah pelatihan yang akan diberikan kepada mereka, mereka akan naik level menjadi perusahaan besar yang penuh pengalaman. Selain itu, kejelasan kantor sekretariat menjadi keharusan agar Pemerintah bisa mengontrol semua perusahaan baik yang sudah berdiri lama atau pun baru secara de facto,” tutupnya. (frd)