JAKARTA (Independensi.com) – Pemerintah kembali menerbitkan izin impor beras. Tak ubahnya jilid pertama, kuota impor beras yang diberikan untuk jilid kedua ini juga sebanyak 500 ribu ton.
Mengutip data pengadaan luar negeri Perum Bulog, jumlah beras impor yang masuk mencapai 532.526 ton per 23 Mei 2018.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah telah menerbitkan izin impor kedua bagi Bulog sebesar 500 ribu ton dengan tenggat waktu Juli mendatang. Keputusan ini disebut bukan hal baru, melainkan sudah ditentukan sejak awal tahun.
Menurut Enggar, izin impor beras kedua bagi Bulog sudah disepakati pada Februari lalu, bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan eks Direktur Utama Perum Bulog.
“Itu sudah disepakati di dalam rakortas bersama Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Direktur Utama Bulog, dan Menteri BUMN bahwa semua sepakat menugaskan Bulog impor lagi,” ujar Enggartiasto di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kamis (24/5/2018).
Keputusan itu, ia melanjutkan diambil agar stok beras Bulog memenuhi cadangan optimal, yakni 1,5 juta ton. Jika mengandalkan penyerapan dalam negeri, maka pemenuhan cadangan itu dinilai tak akan optimal.
Berkaca pada data Bulog per 23 Mei 2017, realisasi pengadaan dalam negeri sebanyak 791.911 ton. Jika ditotal dengan pengadaan luar negeri, maka total cadangan Bulog saat ini sudah mencapai 1,32 juta ton.
Sehingga, jika ingin menambah cadangan lagi, mau tak mau kebijakan impor harus dilakukan. “Kalau tidak ada impor, maka akan ada kelangkaan. Impor ini dilakukan atas cerminan kekurangan suplai,” imbuh dia.
Ia melanjutkan, lelang pengadaan yang dilakukan Bulog pun dilakukan sejak lama. Bahkan, saat tampuk kepemimpinan Bulog masih diduduki oleh Djarot Kusumayakti.
Karena melalui lelang, maka ia enggan menyimpulkan bahwa impor beras ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. “Dan itu semua tender terbuka kok, perintah kami hanya berikan ke Bulog, lalu Bulog lakukan tender terbuka. Dan itu sudah lama,” jelasnya.
Dengan tambahan izin impor ini, artinya kuota beras impor tahun ini tercatat 1 juta ton. Sebelumnya pada Januari lalu, pemerintah memutuskan untuk mengimpor 500 ribu ton beras khusus dari Thailand dan Vietnam demi mengantisipasi harga beras yang tak kunjung turun.