Soal “Boyolali”, Prabowo – Sandi Komitmen Persempit Ketimpangan

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Pernyataan Prabowo Subianto soal ‘tampang Boyolali’ menuai kontroversi. Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Anthony Leong mengajak menonton video Prabowo di Boyolali secara utuh dan tidak dipoltisasi.

“Harus dilihat secara utuh videonya, apa yang disampaikan adalah esensi utamanya masih ada ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Ke depan komitmen Prabowo-Sandi adalah pemerataan di bidang ekonomi, distribution of wealth belum merata ini yang harus diperhatikan,” ujar Anthony.

Menurut Koordinator PRIDE (Prabowo-Sandi Digital Team) itu pernyataan Prabowo dipolitisasi oleh kubu Joko Widodo – Mar’uf Amin karena ada bentuk kepanikan sehingga mempolitisasi dan memotong video yang terkesan menyudutkan kubu Prabowo.

“Bentuk kepanikan karena tren Prabowo-Sandi semakin positif, sentimen juga semakin baik, sehingga sengaja mengedit ini dan dibuat untuk mendiskreditkan, padahal concern utama dari pidato tersebut adalah kesejahteraan masyarakat yang belum merata,” ujar Anthony yang juga Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu di Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Anthony juga mengajak seluruh elemen masyarakat mendukung pemimpin yang bisa melahirkan lapangan pekerjaan dan mempersempit ketimpangan sosial yang ada.

Pidato yang menyinggung ‘tampang Boyolali’ itu disampaikan Prabowo saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno Kabupaten Boyolali, Selasa (30/10). Prabowo mula-mula berbicara mengenai belum sejahteranya masyarakat saat ini. Ia kemudian memberi perumpamaan wajah Boyolali yang belum pernah masuk hotel-hotel mahal.

“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?” kata Prabowo kepada para pendukungnya. (F Wasito)