JATINANGOR (IndependensI.com) – Universitas Padjadjaran (UNPAD) menggelar kegiatan “Academic Health System” (AHS) 2018 dengan tema “Mempersiapkan Remaja Sehat Menuju Generasi Kuat Cegah Stunting” di Kabupaten Karawang, Kamis (6/12) hingga Minggu (9/12).
Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan komitmen Unpad dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia.
“Banyak masyarakat yang berpikir bahwa stunting atau kerdil itu dari keturunan, genetik, padahal tidak. Itu juga ada hubungan dengan asupan gizi,” ujar Sekretaris Panitia Supercamp 2018, Dr. Rd. Ahmad Buchari, SIP., M.Si. saat ditemui Kamis (6/12).
Berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab stunting berupa kurang baiknya praktik pengasuhan, keterbatasan layanan kesehatan, serta kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan air bersih.
Balita yang mengalami stunting akan memiliki fungsi kognitif yang tidak maksimal, lebih berisiko mengalami penyakit, dan di masa depan, tingkat produktivitas akan menurun. Stunting pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan.
Rangkaian acara AHS 2018 diawali pada Kamis (6/12) melalui kegiatan in house training di Puskesmas Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang serta penguatan Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED) di Kabupaten Karawang. Upaya penguatan PONED ini bekerja sama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) serta Ikatan Dokter Anak (IDAI) cabang Jawa Barat.
Acara ini digelar untuk menguatkan kapasitas tenaga kesehatan di Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Tempuran.
Selanjutnya, pada Sabtu (8/12) berlokasi di SMAN 5 Karawang digelar Stunting Camp. Kegiatan ini diikuti ekitar 300 peserta yang merupakan perwakilan siswa SMA dan SMK se-Kabupaten Karawang, serta perwakilan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang dan Stikes Kharisma Karawang.
Melalui Stunting Camp¸ diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para remaja mengenai pencegahan stunting. Peningkatan kesadaran stunting perlu dilakukan sejak dini, sebelum mereka menikah dan menjadi orang tua.
“Asupan gizi kan bukan hanya diperlukan saat anak sudah lahir. Tapi saat ibu mengandung juga perlu ada perhatian,” ujar Ahmad Buchari.
Selain melibatkan materi dari Fakultas Kedokteran Unpad, Stunting Camp ini juga melibatkan pemateri dari berbagai fakultas, yaitu Keperawatan, Hukum, Psikologi, Komunikasi, serta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Secara keseluruhan, acara AHS Unpad tidak hanya diikuti sivitas akademika FK, tetapi melibatkan sivitas akademika dari seluruh fakultas yang ada di Unpad. Ahmad Buchari menyebutkan, kolaborasi berbagai bidang ilmu memang diperlukan untuk mencegah dan menurunkan angka stunting.
Acara ditutup pada Minggu (9/12) melalui kegiatan “Senam Cegah Stunting” yang dipimpin Fakultas Ilmu Budaya Unpad, serta “Deklarasi Pencegahan Stunting” di Lapangan Kecamatan Tempuran. Selain itu, juga ada pameran pelaksanaan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa yang dilakukan oleh sivitas akademika Unpad di Kabupaten Karawang selama April-Desember 2018.
Kegiatan ini diikuti oleh para peserta stunting camp, sejumlah tenaga kesehatan Kabupaten Karawang, sivitas akademika Unpad, masyarakat sekitar, dan sejumlah pemangku kepentingan. Melalui kegiatan ini diharapkan Unpad dapat memberikan kontribusi nyata bagaimana meningkatkan pemahaman bahwa stunting itu bukan hanya terkait bidang kesehatan, tetapi juga bidang-bidang yang lain.
Nice posts! 🙂
___
Sanny