JAKARTA (IndependensI.com) – Debat calon wakil presiden (cawapres) Ma’ruf Amin dengan Sandiaga Uno terkait bidang kesehatan pada Minggu (17/3/2019) kemarin, dinilai tidak mampu memberikan solusi. Kedua cawapres melupakan isu krusial, yakni anggaran bidang kesehatan. Padahal keduanya berdebat cukup sengit soal Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengatakan, anggaran kesehatan Indonesia tidak pernah melebihi 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah anggaran tersebut cenderung kecil jika dibandingkan dengan negara lain.
Ambil contoh, Thailand yang anggarannya mencapai 3,2 persen dari PDB. “Para cawapres ini langsung fokus pada isu mikro tanpa membicarakan isu makro terkait dengan komitmen negara di bidang kesehatan,” katanya, Senin (18/3).
Ia melanjutkan anggaran kesehatan adalah kunci utama pada peningkatan kualitas Program JKN. Apalagi, jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai 216,15 juta peserta per 10 Januari 2019 lalu. Jumlah peserta JKN yang banyak tersebut bahkan diklaim Ma’ruf Amin sebagai yang terbesar di dunia.
Oleh sebab itu, Teguh memandang mustahil dengan anggaran yang kecil dan jumlah peserta yang besar bisa mendapatkan hasil pelayanan kesehatan yang optimal. “Kalau ingin punya JKN yang akses layanannya berkualitas bukan hanya sekadar memberikan layanan, maka komitmen ini harus dinaikkan. Tidak jauh-jauh sampai 3 persen, dua kali lipat dari sekarang saja sudah cukup,” ujarnya.
Dalam debat ketiga Pemilihan Presiden 2019, Ma’ruf Amin berjanji pemerintahannya nanti akan mengoptimalkan program JKN. Sedangkan kubu Sandiaga berjanji akan memperbaiki tata kelola BPJS Kesehatan.
Untuk diketahui, pemerintah menaikkan alokasi anggaran kesehatan tiap tahunnya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada 2014 anggaran kesehatan sebesar Rp59,7 triliun.
Lalu naik 16,1 persen menjadi Rp69,3 triliun pada 2015. Selanjutnya tahun 2016 anggaran kesehatan mencapai Rp91,4 triliun atau naik 38,7 persen dan naik tipis 1,1 persen pada 2017 menjadi Rp92,4 triliun.
Tahun lalu, alokasi anggaran kesehatan mencapai Rp107,4 triliun atau naik 16,2 persen. Tahun ini pemerintah kembali mengerek dana kesehatan menjadi Rp123,1 triliun atau naik 14,8 persen. (Dan)