Jakarta (Independensi.com) – Slamet, 55, dan Ngatmian, 45, sudah bersahabat sejak 10 tahun belakangan ini. Keduanya pun sama-sama telah lama merantau ke Ibukota Jakarta dengan berprofesi yang sama yaitu sebagai pedagang kaki-lima.
Hanya saja Slamet dagang atau jualan buah-buahan dan rujak dengan berkeliling. Sedangkan Ngatmian mangkal jualan soto Lamongan di sisi Jalan Minangkabau, Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Jika dalam keadaan santai dan tidak lagi sibuk melayani pembeli kedua sahabat sering ngobrol ngalor-ngidul di tempat mangkal Ngatmian dengan berbagai topik pembicaraan.
Seiring suasana tahun politik 2019 ini ternyata kedua sahabat berbeda pilihan dalam pemilihan presiden 2019. Slamet terang-terangan mendukung petahana Presiden Joko Widodo. Sedang Ngatmian mendukung Prabowo Subianto.
Keduanya saat bincang-bincang dengan Independensi.com, Sabtu (23/3/2019) sore, sama-sama yakin kalau calon presiden yang mereka jagokan akan terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia priode 2019-2024.
“Pasti Pak Jokowi kepilih lagi lah,” kata Slamet. Saat ditanya apa alasannya dia memilih dan mendukung Jokowi untuk jadi Presiden lagi, Slamet hanya mengatakan karena sama-sama berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Sementara itu Ngatmian yang asal Lamongan, Jawa Timur juga yakin dan optimis Prabowo akan terpilih jadi presiden di Pilpres 2019. Alasan dia memilih dan mendukung Prabowo karena ingin adanya perubahan.
“Karena selama Jokowi menjadi presiden, apa-apa menjadi mahal. Listrik mahal, BBM mahal dan lainnya juga mahal. Ya mudah-mudahan jika Prabowo jadi presiden apa-apa semua bisa lebih murah,” tutur Ngatmian.
Saat ditanya akan memilih dimana, Slamet menyatakan dirinya akan memilih di kampung halaman. Oleh karena itu dua hari jelang pencoblosan tanggal 17 April 2019 dia akan balik kampung. “Nanti rencana saya naik kereta, atau kalau nggak naik bus,” kata Slamet yang selama ini tinggal di daerah Manggarai.
Sementara itu Ngatmian akan memilih dan mencoblos di Jakarta dan tidak akan pulang kampung seperti sahabatnya Slamet. “KTP saya memang KTP Lamongan. Tapi saya memilih di Jakarta,” tuturnya.
Meskipun kini berbeda pilihan, namun keduanya menyatakan tetap bersahabat dan tidak ada rasa permusuhan. “Ya siapapun jadi presiden kan kita berdua tetap saja seperti sekarang jualan rujak dan soto Lamongan,” kata Slamet dan Ngatmian dengan senada sambil tertawa saat mengakhiri perbincangan. Keduanyapun saat diambil gambarnya berpose dengan menunjukan satu jari dan dua jari sesuai capres yang mereka pilih dan jagokan.(MUJ)