JAKARTA (Independensi.com) – Rencana Deklarasi yayasan PHI, tanggal 22 Maret 2020, melibatkan seluruh elemen yang perduli dan cinta hutan. Agenda rapat, Kamis (5/3) pukul 15.00wib, dikantor Notaris Dr.Tintin Surtini, Jakarta Pusat dihadiri para pengurus yayasan PHI dan panitia Deklarasi Perduli Hutan dengan PIC Dr. Asep Karsidi.
Gerakan Masyarakat Perduli Hutan Indonesia (GMPHI) yang diketuai Dr.Transtoto Handadhari, mantan dirut Perhutani 2005-2008, sebagai motor dan pengagas dari Yayasan PHI, niat baik memuliakan hutan mendapatkan dukungan luas seperti dukungan penuh Prof. Dr. Emil Salim yang menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan PHI yang memayungi GMPHI, sebelumnya telah diperoleh dukungan dari Ir.Djamaludin Suryohadikusumo Menhut legendaris 1993-1998.
Yayasan PHI muncul sebagai Solusi perbaikan pengelolaan Hutan Indonesia, hutan tropis Indonesia terbesar ketiga di dunia, ketika para Rimbawan senior dan masyarakat bersatu padu bergabung dalam sebuah gerakan perduli hutan. Dr. Transtoto Handadhari (Rimbawan UGM), penggagas dan Kordinator gerakan menyatakan bahwa gerakan ini merupakan implementasi moral tanpa pamrih untuk bersama bergabung memperbaiki hutan yang rusak.
” Paling tidak 40 juta lahan hutan telah kosong. Banyak juga yang sudah alih fungsi jadi non hutan. Yang dianggap sudah hijau isi hutannya juga berubah menurun kualitas tegakannya, sedangkan usaha perbaikannya masih belum juga signifikan akibat berbagai faktor dan alasan. Salah satunya masih adanya kejahatan kehutanan dan ketidakpedulian kita semua” pungkas Transtoto, pemerintah yang telah berupaya keras mengelola hutan, harus kita dukung dan bantu memecahkan kerumitan masalah-masalahnya.
GMPHI selain dari alumni IPB dan UGM ada juga bergabung anggota-anggota dari berbagai elemen pendukung, diantaranya Rukmi Hadihartini (Somal/Dir. Pertamina), Bambang Setiadi (Ketua Dewan Risat Nasional/Ketua Perhimpunan Gambut Nasional), Agustanzil Sjahroezah, Prof. Daniel, Prof.Marlon, Gerson Njurumana, Suhendy, Johanis Cianes( Akademis/Profesional), Handriyo Rudhito Widagdo(Kemlu), Irjenpol Bekto Suprapto (Polri/Kompolnas), Letjen TNI Burhanudin Amin, Mayjen TNI Suwandi, Mayjen Heru Tjahjono (Purnawirawan TNI), Firman Subagyo, Idham Samawi, Darori Wonodipuro, Ratu Wula, Umbu Tagela, Arnanto Nur, Dina Hidayana (DPR RI/Politikus), Aryan Wargadalam, Purwadi,David, Bambang soepianto, Sobur, Ardy Sutandi, Joko Supriyono, Daud Dharsono, Jansen Manansang TSI, Jack Temewum ( Pendiri Koperasi Digital Indonesia), Soewarni ( Asosiasi/Korporasi).
Sebelum berkiprah penuh Yayasan PHI akan mendeklarasikan keberadaan dan Visi misi segera, serta melakukan sosialisasi secara penuh. Komunikasi dengan baik terus menerus dilakukan dengan mentri LHK Siti Nurbaya maupun Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dan proses badan hukum ditangani Notaris Dr.Tintin Surtini.
Yayasan PHI yang dimotori oleh GMPHI akan bekerja keras mewujudkan kembali kebangkitan pengelolaan hutan dengan hati bersih dan tanpa kecurangan, bekerja secara profesional, sosial, non partisan/non politik” ujar Transtoto.