JAKARTA (IndependensI.com) – Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyampaikan Idul Fitri 1438 Hijriah merupakan momentum melakukan refleksi dan evaluasi untuk mengembalikan makna jihad yang sesungguhnya.
“Akhir-akhir ini makna jihad telah diselewengkan kelompok tertentu dengan memerangi orang lain yang berbeda pendapat dan mengkafirkan orang lain,” kata Nusron saat memberikan khotbah Idul Fitri di depan sekitar 20 ribu umat Islam asal Indonesia yang memadati Taipei Travel Plaza, Minggu (25/6/2017).
Nusron dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan ada kelompok tertentu nekat melakukan bunuh diri yang justru menimbulkan kerusakan. “Itu bukan jihad yang sesungguhnya,” ujarnya mengingatkan.
Nusron menegaskan jihad yang sebenarnya adalah jihad sosial. Jihad ini lebih komprehensif karena yang dituju mengorbankan segala yang manusia miliki untuk mencapai keridaan dari Allah. Jihad sosial sekaligus mendorong terciptanya sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan nilai agama dan ketaatan pada Allah.
“Jihad kita adalah perang melawan korupsi, penindasan, kesewenang-wenangan kekuasaan dan perang melawan kemiskinan dan kesejangan sosial,” kata Nusron.
Sementara bagi para pekerja Indonesia di Taiwan, kata Nusron jihad bermakna bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas ekonomi keluarga dan kualitas pendikan anak-anak.
“Sekaligus meningkatkan harkat dan derajat Indonesia di mata dunia,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Nusron mengingatkan kaum muslimin diajarkan untuk saling mencintai, dan melihat dirinya sebagaimana melihat orang lain. Terutama bagi sesama muslim yang merantau agar saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling memberi jika ada yang kekurangan. “Penting juga menjaga persatuan, sehingga tidak ada lagi kasus-kasus kekerasaan dan narkoba yang terjadi kepada kita dan saudara-saudara kita,” ujarnya.
Ibadah Salat Idul Fitri bagi komunitas warga Indonesia di Taipei tahun ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya. Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Robert J Bintaryo memperkirakan lebih dari 20 ribu jemaah mendatangi Taipei Travel Plaza.
“Kapasitas tempatnya terbatas jadi Salat Id kami atur dalam tiga gelombang,” katanya.
Ia menyampaikan penyelenggaraan ibadah Salat Id didukung Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Taiwan, PCI Muhammadiyah, Majelis Ta’lim Yasin Taipei.
Selain itu, kata Robert, Pemerintah Kota Taipei berperan penting dalam penyelenggaraan Salat Id tahun ini dengan memberikan sejumlah fasilitas termasuk tempat penyelenggaraan.