Editorial: Suara Nabiah Majelis Ulama

Loading

Independensi.com – Seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengimbau semua pihak khususnya para elite politik agar masalah pidato politisi Partai Nasdem Victor Laiskodat segera diselesaikan dengan pendekatan musyawarah dengan mengedepankan semangat kenegarawanan, kekeluargaan dan persaudaraan kebangsaan patut diapresiasi.  Imbauan itu tepat sehingga persoalannya tidak semakin meluas dan melebar, ibarat setitik air sejuk di tengah situasi politik yang mulai memanas menjelang pemilu 2019.

Imbauan Wakil Ketua MUI, Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangan tertulisnya, Senin (kompas.com 7/8/2017) tersebut sebaiknya ditanggapi sebagai Suara Nabiah.
Suara Nabiah, menurut Pdt. Dr. Einar Sitompul, “pada hakikatnya, adalah suatu penafsiran kritis terhadap situasi tertentu. Suatu upaya untuk membantu umat untuk melihat suatu isu dalam perspektif iman….”

Tampilnya alim ulama dalam mengupayakan menyelesaikan permasalahan di tengah-tengah umat, masyarakat, bangsa dan negara dengan damai sekaligus menghilangkan luka-luka bathin di antara pihak yang berkepentingan adalah suara Nabiah menurut kita.

Pendekatan musyawarah dengan mengedepankan semangat kenegarawanan, kekeluargaan dan persaudaraan adalah hukum yang tertinggi dalam kehidupan, sebab bila dapat diwujudkan akan menumbuhkan rasa persaudaraan sehingga tidak ada yang rugi semua sama-sama untung.

Menurut hemat kita sebagai sesama anak bangsa, ada baiknya Victor Laiskodat proaktif menanggapi seruan MUI tersebut daripada harus habis waktu dan enerji para pihak dan juga waktu penegak hukum terkuras ada baiknya jalur musyawarah dan kekeluargaan itu ditempuh.

Kepada pihak yang merasa tidak menerima pidato tersebut juga hendaknya menerima uluran tangan untuk “berdamai” sesuai anjuran MUI tersebut, sebab perdamaian juga adalah hukum yang eksis, sah dan terpelihara baik di tengah masyarakat Indonesia.

Sebagai sesama anak bangsa, apalagi para elit politik serta sebagai para negarawan sadar bahwa pembangunan bangsa ini akan terganggu apabila ada persengketaan di antara para elit apalagi antar partai politik akan membawa efek negatif dan akan semakin menyulitkan pelaksanaan pembangunan dan akan menjadi pendidikan buruk bagi generasi muda apabila para petinggi bangsa saling menyindir apalagi saling menyerang.

Alim Ulama melalui Wakil Ketua Umum MUI Drs. Zainut Tauhid Sa’adi sudah memberikan angin segar, tergantung kepada para pihak terutama Victor Laiskodat apakah mengikuti anjuran tersebut dan apakah diterima secara positif oleh pihak lainnya, kita tunggu prosesnya dan kita berharap selesai sebagaimana anjuran MUI tersebut.

Dengan telah berperan aktifnya Alim Ulama mengumandangkan “suara nabiahnya” dalam menyelesaikan masalah-masalah di tengah-tengah umat, masyarakat, bangsa dan negara lambat laun situasi nasional dan kebangsaan kita akan semakin terpelihara baik dan kondusif.

Seruan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi itu tentu tidak hanya berlaku bagi Victor Laiskodat tetapi juga bagi masalah yang menimpa Wakii Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono yang juga dilaporkan ke Bareskrim atas ucapannya yang diduga merugikan pihak lain.

Kita mengimbau semua pihak agar kembali rukun dan damai dalam persaingan sehat mengambil hati rakyat untuk memenangkan Pemilu mendatang dengan penuh persaudaran demokratis jujur dan adil serta bermartabat dalam arti tidak melukai lawan apalagi mencari untuk dari luka atau kelamahan saingan.
Barangkali ada baiknya kita belajar dari Bung Karno dan Bung Hatta, bagaimana mereka mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segala kepentingan, yang mereka tunjukkan dalam menjaga utuhnya NKRI dan berlangsungnya pemerintahan dengan baik.

Bung Hatta tidak pernah menunjukkan sikap negatif terhadap kepemimpinan Bung Karno serta penyelenggaraan negara, baik ucapan maupun perbuatan walaupun Bung Hatta tidak lagi sebagai Wakil Presiden. Paling hebat, dalam hidup keseharian ke dwi-tunggal-an Soekarno-Hatta tetap terpelihara termasuk hubungan keluarga.

Kita berharap permasalahan pidato Victor Laiskodat dapat diselesaikan dengan baik dan Partai Demokrat, PKS, PAN dan Partai Gerindra hendaknya legowo menyambut setiap upaya perdamaian.

Demikian juga PDIP kita berharap berlapang dada menyambut penyelesaian masalah ucapan Arief Poyuono. Sehingga dengan berperannya alim ulama dan semakin hati-hatinya para elit politik pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila akan berjalan lancer dari Sabang sampai Merauke. (Bch)