JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerindah Kerajaan Spanyol mengerahkan polisi antikerusuhan utnuk menghentikan secara paksa referendum Catalan, Minggu (1/10/2017).
Polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan aktivis pro-kemerdekaan Catalan di tempat pemungutan suara di Catalunya. Ribuan orang Catalan membanjiri jalanan untuk memberikan suaranya dalam referendum yang dilarang oleh Madrid.
Bentrokan terjadi setelah polisi berusaha menutup sejumlah TPS dan menyita kotak suara. Lebih dari 5,3 juta jiwa penduduk Catalunya dikabarkan siap memberikan suara “Ya” untuk memilih lepas dari Spanyol.
Di pusat kota Barcelona, polisi masuk ke sebuah sekolah untuk menyita kotak suara. Saksi mata mengatakan polisi menggunakan kekerasan untuk mengusir pengunjuk rasa yang berusaha menghalangi.
Saksi mata juga menyebutkan bahwa polisi menembakkan peluru karet. Salah seorang demonstran memperlihatkan kepada kantor berita AFP kakinya yang terluka kena tembak.
Presiden Catalan Carles Puigdemont mengecam kekerasan yang dilakukan polisi. Dinas pertolongan darurat mengatakan 38 orang terluka dalam bentrokan.
Polisi juga menyerbu TPS yang berada dekat Girona. Mereka memecahkan pintu kaca di pusat olahraga tempat Puigdemont dijadwalkan memilih. Polisi juga memotong rantai untuk masuk ke lokasi.
Di dalam, mereka menumpuk kotak suara dan mengikatnya dengan pita polisi sebelum membawanya pergi.
Tapi pemerintah regional mengatakan Puigdemont tetap bisa memberikan suara. Puigdemont juga mengunggah foto dirinya memberikan suara di Cornella del Terri, sektiar 10 kilometer dari lokasi TPS yang disergap polisi.
Apa pun yang terjadi, hasil referendum hari ini tidak akan diakui oleh Madrid dan oleh hampir seluruh masyarakat internasional. Tapi, warga Catalan tetap berusaha datang ke TPS.
Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengatakan polisi sudah menutup sebagian besar dari 2.315 TPS di seluruh penjuru Catalunya.