JAKARTA (IndependensI.com) – Referendum kemerdekaan Catalan membangkitkan semangat nasionalisme orang Spanyol.
Rasa kebangsaan itu mereka perlihatkan dengan cara yang beradab. Nasionalisme orang Spanyol tampak jelas dalam unjuk rasa di Madrid dan di berbagai stadion sepakbola sepanjang pekan lalu. Para pengunjuk rasa datang dengan membawa bendera Spanyol atau berbagai atribut merah-kuning.
Catalunya menyatakan merdeka dari Kerajaan Spanyol melalui referendum pada 1 Oktober 2017. Penentuan pendapat rakyat itu dinyatakan ilegal oleh Madrid tapi pemerintah daerah Catalan tetap mengklaim kemerdekaan.
Rakyat Spanyol lain menentang pemisahan diri tersebut dan memperlihatkan patriotismenya dengan meneriakkan “Saya orang Spanyol, Spanyol, Spanyol” di berbagai pertandingan sepakbola level klub dan kualifikasi Piala Dunia 2018.
“Mereka ingin memecah belah Spanyol. Jadi kami harus bersatu untuk mempertahankannya,” kata Fernando Gomez, laki-laki berusia 74 tahun yang berunjuk rasa di Alun-alun Colon, Madrid, Sabtu (7/10/2017).
Pengunjuk rasa lain, Rocio Villanueva, mengenakan bendera Spanyol untuk menunjukkan kebanggaan nasionalnya.
“Tidak ada kenaikan nasionalisme. Hanya saja sekarang lebih banyak yang tergerak untuk memperlihatkannya. Mungkin apa yang sedang terjadi sekarang membuat kami tidak lagi merasa malu untuk menunjukkan nasionalisme,” ujar perempuan berusia 30 tahun itu.
Pemerintah nasional mengatakan sekitar 50.000 orang ikut serta dalam demonstrasi di Madrid. Sekitar 350.000 orang berpawai di Barcelona, Minggu (8/10/2017).
Bendera Laris
Naiknya rasa nasionalisme dan patriotisme orang Spanyol menguntungkan produsen bendera. Salah satu perusahaan pembuat bendera Spanyol, Sosa Dias, mengaku sampai kewalahan melayani permintaan.
“Bulan ini kami menjual lebih dari tika kali lipat dibanding penjualan kami dalam setahun,” kata pemilik perusahaan, Jose Luis Sosa, kepada radio COPE.
Dia mengatakan baru kali ini mengalami lonjakan permintaan karena alasan politis. “Isu Catalunya ini membangkitkan kembali rasa dan pikiran yang sudah lama terlupakan di Spanyol,” kata Ivan Espinosa, juru bicara Yayasan Pertahanan Bangsa Spanyol, yang menggerakkan unjuk rasa di Madrid.
“Ada kenaikan sentimen patriotik yang ditinggalkan sejak perang saudara yang berakhir pada 1939,” ujarnya.
Sejak kematian diktator Francisco Franco pada 1975, “sayap kanan terlibat masalah pelik yang membuat rakyat mengaitkan patriotisme dengan masa penindasan yang berlangsung bertahun-tahun,” ujarnya.