JAKARTA (IndependensI.com) – Sooronbai Jeenbekov terpilih sebagai presiden baru Kirgistan setelah meraih suara terbanyak pada pemilihan umum Minggu (15/10/2017).
Komisi Pemilihan Pusat Kirgistan (CEC) mengatakan Jeenbekov mendapat dukungan lebih dari 54 persen. Lawannya, Omurbek Babanov, meraih sekitar 30 persen.
“Jeenbekov unggul,” kata ketua CEC Nurzhan Shayldabekova di Bishkek saat sekitar 97 persen suara sudah dihitung.
“Pemilihan bisa dianggap valid. Sisa tiga persen suara tidak akan banyak mengubah perhitungan total,” ujarnya.
CEC menyebutkan angka partisipasi sekitar 56 persen.
Di posko kampanyenya di Bishkek, Jeenbekov mengatakan Kirgistan “harus memperlihatkan kepada seluruh dunia bahwa kita adalah negara yang demokratis dan berdaulat, bahwa hanya rakyat Kirgistan yang memutuskan nasib negeri ini.”
“Saya berterima kasih kepada para lawan saya yang sudah membat pemilihan ini lebih kompetitif,” kata Jeenbekov.
Kabarnya Babanov tidak menerima hasil pemilihan. Kubu tokoh oligarki itu melakukan perhitungan sendiri karena tidak percaya dengan versi pemerintah.
Kirgistan adalah negara pecahan Uni Soviet yang minim sumber daya alam. Negeri itu banyak bergantung pada Rusia untuk dukungan politik dan China untuk investasi. Tapi Kirgistan dipandang paling demokratis di Asia Tengah, kawasan yang sebagian besar pemerintahnya otoriter.
Jeenbekov adalah pendukung presiden petahana Almazbek Atambayev. Terpilihnya Atambayev pada 2011 terjadi setelah terjadi kekerasan bernuansa politis dan etnis di tahun sebelumnya. Pertikaian itu menewaskan ratusan orang.
Presiden sebelumnya, Askar Akayev dan Kurmanbek Bakiyev, sama-sama turun karena digulingkan pada 2005 dan 2010. Baru Atambayev yang berhasil menyelesaikan periode pemerintahannya. Tahun ini, dia harus mundur karena undang-undang Kirgistan hanya memperkenankan satu periode untuk jabatan presiden.
Pada pemilihan umum kemarin, rakyat Kirgistan memilih 11 kandidat tapi hanya Jeenbakov dan Babanov yang punya jumlah pendukung signifikan.
Meski baru menjadi negara demokratis, sistem pemilu Kirgistan sudah maju dengan menggunakan mesin penghitung suara. Sistem itu diterapkan untuk mempercepat keluarnya hasil dan mengurangi risiko kecurangan.