JAKARTA (IndependensI.com) – Obor Olimpiade Musim Dingin 2018 Pyeongchang akan dinyalakan dalam upacara tradisional di Olympia, Selasa (24/10/2017) ini.
Panitia upacara sudah melakukan pemanasan sejak Minggu (22/10/2017). Kini mereka tinggal berharap cuaca cerah meski dinas meteorologi setempat memperkirakan turunnya hujan di lokasi.
Obor akan dinyalakan menggunakan pantulan cahaya matahari lewat cermin cekung. Jadi cuaca cerah dengan matahari bersinar terang memang diperlukan dalam upacara ini. Jika penyalaan dengan cara itu tidak bisa dilakukan, obor akan dinyalakan menggunakan api cadangan yang sudah dinyalakan sejak Minggu.
“Meski cuaca buruk diperkirakan terjadi saat upacara penyalaan obor, kami berharap semuanya berjalan lancar sesuai rencana,” kata Thanasis Vasileiadis, ketua Komisi Estafet Obor.
Upacara dilaksanakan di pelataran Kuil Hera, bangunan bersejarah Yunani yang sudah berusia 2.600 tahun. Aktris Yunani, Katerina Lechou, akan menyalakan api dan menyerahkannya kepada pelari pertama. Orang yang mendapat kehormatan itu adalah atlet lintas alam dan biathlon Yunani berusia 24 tahun, Apostolos Angelis.
“Kehormatan besar buat saya terpilih sebagai pembawa obor pertama untuk Olimpiade Musim Dingin 2018. Ini momen yang unik yang sudah lama saya nantikan. Saya merasa amat bangga sekaligus gembira,” kata Angelis.
Mantan pemain sepakbola tim nasional Korea Selatan yang pernah memperkuat Manchester United, Park Ji-sung (37), akan menjadi pembawa obor yang kedua.
Obor ini akan dibawa dalam lari estafet sejauh 2.219 kilometer di wilayah Yunani dan dijadwalkan tiba di Acropolis, Athena pada 30 Oktober 2017. Total akan ada 505 orang pembawa obor dan 36 upacara penyambutan di 20 daerah dalam delapan hari ke depan.
Pada 31 Oktober 2017, obor akan diserahkan ke Panitia Pelaksana Pyeongchang 2018 dalam upacara di Stadion Panathenaic, Athena. Di tempat inilah Olimpiade modern pertama digelar pada 1896.
Upacara penyalaan obor hari ini akan dihadiri Presiden Yunani Prokopios Pavlopoulos, Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yon, dan Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach.
Di Olimpiade kuno, obor dinyalakan selama pesta olahraga itu berlangsung. Tradisi ini dihidupkan kembali mulai Olimpiade Berlin 1936.