BANDA NAIRA (IndependensI.com) – Kecantikan dan keindahan alam terumbu karang di Kepulauan Banda mendapat perhatian serius dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menteri yang nyentrik ini prihatin karena banyak wisatawan yang tidak bisa menjaga lingkungan, sehingga terumbu karang mengalami kerusakan serius.
Kalau tidak dicegah, maka keberadaan terumbu karang ini terancam. Oleh karena itu, Susi Pudjiastuti mengimbau para wisatawan untuk membatasi penggunaan fin atau kaki katak ketika melakukan penyelaman di perairan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Pembatasan penggunaan kaki katak itu penting guna menghindari kerusakan terumbu karang lebih parah.
“Kalau menyelam di Banda pada kedalaman lima hinga 10 meter, sebaiknya turis tidak menggunakan fin, terutama yang berukuran besar, karena karang yang terinjak kaki katak akan patah,” kata Menteri Susi, di Banda Naira, Senin (23/10/2107).
Menteri Susi menyayangkan penggunaan fin besar di area terumbu karang yang kedalamannya kurang dari 5 meter.
Sambil menceritakan pengalamannya menemukan terumbu karang yang rusak, ketika dirinya melakukan kegiatan paddling dan snorkling pada pagi hari di lokasi spot penyelaman Lava Flow di Pulau Gunung Api, Banda, Susi mengingatkan penggunaan fin oleh para wisatawan itu perlu diatur.
“Kedalaman tak seberapa, tapi pakai fin yang besar-besar. Injak sana, injak sini, pecah semua terumbu karangnya. Memang tidak ada bom, tapi ada wisatawan yang tidak tahu menjaga lingkungan. Katanya datang untuk menikmati keindahan alam, tetapi tanpa sadar ikut merusakinya.” ujar Susi seperti dikutip Antara.
Susi mengajak warga Banda serta para pelaku usaha wisata untuk ikut menjaga kelestarian terumbu karang di Kepulauan Banda yang terkenal sangat subur pertumbuhannya dan menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan nusantara, termasuk membatasi dan menyosialisasikan penggunaan kaki katak saat penyelaman.
Dia mengimbau agar dalam kegiatan penyelaman dengan jarak 50 meter dari pinggir karang hendaknya tidak menggunakan kaki katak.
“Kalau snorkling dan tidak jauh dari bibir pantai dan kedalaman lima hingga 10 meter tidak usah gunakan fin, agar karang tidak rusak dan patah karena terinjak,” katanya lagi.
Sampah Plastik Menteri Susi juga mengimbau masyarakat di Kepulauan Banda untuk menjaga kebersihan lingkungan laut dan tidak membuang sampah, terutama bekas kantong plastik ke laut karena berdampak selain susah terurai, juga menutupi permukaan terumbu karang dan akhirnya mati.
“Kalau terus membuang sampak plastik ke laut, lama-lama di tahun 2030 di sini akan lebih banyak plastik daripada ikannya,” katanya.
Terkait masalah itu, Menteri Susi berjanji akan memberikan bantuan kapal dan jaring untuk membersihkan sampah di perairan Pulau Banda.
“Nanti saya perintahkan Dirjen PRL (Penataan Ruang Laut) untuk sumbangkan kapal dan jaring untuk tangkepin sampah, sehingga air laut di sini tetap bersih dan jernih,” ujar Susi.
Menteri Susi juga meminta Dirjen PRL Bramantyo yang ikut dalam kunjungan ke Banda untuk memberikan sumbangan peta dan goggle (kacamata renang) kepada anak-anak SD di Banda agar mereka juga belajar mengenali keindahan bawah lautnya sendiri.
Menteri Susi malah meminta bantuan goggle untuk siswa SD tersebut dapat dikirim secepatnya dan paling lambat dalam seminggu telah diterima anak-anak di Pulau Banda.
“Kami akan kumpulkan 500 goggle, biar anak-anak bisa renang dan lihat cantiknya terumbu karang dan ikan-ikan hias. Karena kalau mereka tidak lihat cantiknya bawah laut, maka tidak mungkin bisa menjaganya,” ujarnya.