JAKARTA (Independensi.com) – Petani di Kabupaten Serang, Banten, menolak keras anggapan bahwa mereka tak menikmati harga tinggi kala panen raya saat ini. Sejak Desember lalu hingga Januari 2018 mereka menikmati harga Rp5.000-5.500 Gabah Kering Panen (GKP) perkilogram (kg).
“Tidak benar hanya pedagang yang untung, kami juga senang harga padi naik. Bila harga bisa anjlok dan kami merana,” kata anggota poktan Tani Harapan, Arifin, saat panen Sabtu (13/1/2018) siang di Serang, dalam keterangan pers diterima Independensi.com, Minggu (14/1/2018).
Sejak Desember lalu Kabupaten Serang tiada hentinya panen. Pada Sabtu, giliran Desa Ciwadan, Kecamatan Ciruas yang tengah memanen padi seluas 25 hektare (ha) dari total sawah 2.346 ha di kecamatan tersebut. Mereka memanen varietas Ciherang dan Mekongga karena hasilnya tinggi dan harganya bagus.
Menurut Kepala BPTP Banten, Amir Pohan, petani Serang patut diapresiasi pemerintah karena hasil panen padi 6-7 ton GKG per ha. Menurut Amir produktivitas padi di Serang bisa ditingkatkan lagi menjadi di atas 10 ton per ha.
Hasil demplot Badan Litbang Pertanian Kementan yang dilaksanakan tahun lalu menunjukkan teknologi Jarwo Super dapat menghasilkan padi 14 ton/ha GKP.
Teknologi jarwo super berupa penanaman varietas unggul seperti Inpari 32, cara tanam jajar legowo 1:2, pemupukan berimbang, pupuk hayati, biopestisida, dan alsintan jarwo transplanter serta combine harvester.