Panen di Lampung Tengah. Gapoktan Subur Asri Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah menikmati harga gabah yang pantas. (Humas Kementerian Pertanian)

Sumringah, Harga Gabah Berpihak pada Petani di Lampung Tengah

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Gapoktan Subur Asri Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah cukup sumringah. Pasalnya, musim panen kali ini mereka dapat menikmati harga pembelian gabah yang berpihak kepada mereka, yaitu mencapai Rp5.900,00/kg gabah kering panen (GKP).

Luas panen pada Gapoktan Subur Asri seluas 375 hektare (ha) dengan rerata produktivitas yang dicapai 68 ku/ha, lebih baik dibandingkan dengan musim panen sebelumnya dengan capaian 58 ku/ha.

Demikian dalam keterangan pers diterima Independensi.com, Minggu (14/1/2018).

Menurut Dini, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah, meningkatnya produktivitas yang dicapai ini, karena petani mampu menangani serangan OPT dengan baik dan faktor pemilihan varietas benih padi yang tepat sesuai kondisi lokasi pertanaman dan benih yang digunakan merupakan benih yang terjamin kualitasnya karena merupakan benih berlabel.

Adapun varietas padi yang ditanam petani setempat ialah Mekongga, Ciherang, Inpari 31, Situ Bagendit dan Mapan 05 dan juga varietas lokal lainnya.

“Saya kira panen kali ini benar-benar menguntungkan petani, karena selain harga gabah hasil panen mereka dihargai cukup baik, yaitu dengan kisaran Rp5.200-Rp5.900 per kilogram gabah kering panen, juga karena produktivitasnya meningkat,” ungkap Dini.

Sementara itu, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Seputih Raman, I Gusti Made Suasa mengungkapkan bahwa per 12 Januari 2017, capaian panen di Kecamatan Seputih Raman seluas 4.593 ha atau mencapai 66,17% dari total tanam 6.941 ha. “Secara berangsur seluruh areal tanam akan melakukan panen,” terangnya.

Lebih lanjut, Made Suasa mengungkapkan bahwa panen yang dilakukan tersebut merupan hasil dari program tanam gadu model yang dilakukan di Kabupaten Lampung Tengah yang mulai tanam pada tanggal 16 Agustus 2017 yang lalu.

Sistem tanam gadu model sendiri merupakan cara tanam yang bisa dilakukan walau di musim kemara. “Ini untuk mengantisipasi terjadinya paceklik atau kelangkaan padi sepanjang tahun,” imbuhnya.

Kegiatan panen raya tersebut juga dihadiri oleh Tim UPSUS Inspektorat I Kementerian Pertanian, Maulana Depila, Kepala BPP Lampung Moch. Bhkati Purwadikarta dan TNI dari Kodim 0411/LT.