JAKARTA (Independensi.com)- David de Gea telah bersama Manchester United selama tujuh musim.
Selama itu dia bertemu dengan banyak pelatih terkenal seperti Sir Alex Ferguson, Louis Van Gaal, Jose Mourinho hingga David Moyes. Seiring pergantian pelatih, David de Gea juga kerap menerima pendamping pelatih penjaga gawang yang berbeda-beda.
Di era kepelatihan Jose Mourinho, David de Gea bertemu kembali dengan pelatih penjaga gawang yang begitu dia kenal, Emilio Alvarez Blanco saat berada di Atletico Madrid. Emilio Alvarez Blanco adalah sosok integral yang memberikan kesempatan kepada David de Gea untuk tembus ke tim senior Atletico Madrid.
Selain Emilio Alvarez Blanco, sosok Eric Steel di era kepelatihan Sir Alex Ferguson juga jadi sosok yang sangat penting bagi perkembangan karir David de Gea di ketatnya persaingan Liga Inggris. Eric Steel memberikannya kepercayaan diri yang tinggi bahwa dirinya mampu menjadi penjaga gawang yang baik buat Manchester United.
Namun jika ditanya siapa pelatih penjaga gawang yang paling terbaik, David de Gea mungkin menunjuk sosok ayahnya, Jose De Gea. David De Gea beruntung memiliki orang tua yang sangat suportif seperti Jose De Gea.
David De Gea merupakan anak satu-satunya dari pasangan Jose De Gea dan Marivi Quintana. Karena jadi anak tunggal wajar jika pasangan Jose dan Quintana begitu perhatian pada David de Gea. Mereka mengizinkan David de Gea melakukan semua jenis olahraga. Termasuk ketika David de Gea berminat menjadi seorang striker ketimbang goal keeper.
Jose de Gea sama sekali tidak kecewa ketika melihat anaknya lebih memilih berada di depan lapangan ketimbang sepertinya dirinya yang pernah berada di bawah mistar gawang klub Liga Spanyol, Getafe. Meski begitu Jose tidak pernah sekalipun melewatkan latihan yang dijalani David de Gea. “Padahal jaraknya cukup jauh bisa sampai 30 kilometer,” kenang David de Gea.
Konsistensi Jose menemani David de Gea terbayar ketika pada umur 14 tahun, David de Gea justru merasa terpanggil untuk menjadi seorang penjaga gawang. Momen itulah yang membuat Jose begitu terharu.
Setelah itu dia malah tidak kendor menemani David de Gea berlatih menjadi kipper yang baik. Setiap saat Jose selalu memberikan pengarahan bahkan kritikan agar David de Gea mampu mewujudkan mimpinya menjadi kiper terbaik.
Bahkan ketika David de Gea bergabung dengan Atletico Madrid, Jose tidak patah arang untuk terus melihat anaknya langsung berlatih. Padahal saat itu David de Gea sudah tinggal di asrama Atletico Madrid di kawasan Alarcon, Madrid sementara Jose dan Quintana tinggal di Toledo. Hujan, badai, panas terik hingga salju, Jose dan Quintana selalu ada buat David de Gea.
“Jaraknya kurang lebih 50 kilometer tapi mereka selalu tetap datang,” ucap David de Gea tersenyum.
Bagi sebagian remaja hal tersebut memang terasa mengganggu dan kadang bikin malu namun itu tidak berlaku buat David de Gea. Dia malah begitu merasa dicintai dan disayangi oleh kedua orang tuanya. Tidak heran ketika David de Gea pindah ke Manchester United, Jose dan Quintana juga ikut pindah ke Inggris.
Padahal cuaca dan iklim Inggris dan Spanyol sangat berbeda 180 derajat. Tapi inilah hebatnya kasih sayang yang mampu menghilangkan perbedaan. Kasih sayang Jose dan Quintana pada anak semata wayangnya tersebut berhasil menjadikan David de Gea menjadi pemain yang tidak hanya baik buat keluarga tapi juga klub yang dia bela.(BM)