JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (6/2/2018) pagi, bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp13.530 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.519 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa menambahkan bahwa dolar AS kembali terapresiasi terhadap rupiah seiring dengan respon positif pelaku pasar terhadap kenaikan data ekonomi Amerika Serikat, terutama tenaga kerja.
“Data ekonomi AS yang positif mendorong mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah kembali melemah,” kata Reza.
Ia mengharapkan bahwa adanya optimisme pemerintah terhadap ekonomi nasional pada 2018 ini yang dapat tumbuh mencapai 5,4 persen dapat menahan depresiasi rupiah lebih dalam.
“Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis ekonomi nasional pada 2018 masih bisa tumbuh sesuai proyeksi yaitu 5,4 persen,” katanya.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menambahkan bahwa dolar AS bergerak menguat terhadap beberapa mata uang kuat dunia lainya seiring antisipasi pelaku pasar terhadap tingkat suku bunga acuan The Fed akan naik lebih tinggi dari ekspektasi.
“Rupiah juga terpengaruh seiring kemungkinan naiknya ‘capital outflow’ dari pasar modal dalam negeri sebagai dampak kenaikan imbal hasil global,” kata Ahmad Mikail. (ant/eff)