JAKARTA (IndependensI.com) – Eksekutif kepala Oxfam, Mark Goldring, meminta maaf atas kegagalannya mengurus kasus pesta seks yang dilakukan beberapa orang karyawannya di Haiti.
Di sisi lain, Goldring mengatakan bahwa kecaman publik terkait skandal prostitusi itu “sudah tidak proporsional”. Sementara itu, pemerintah Inggris menunda semua kerja samanya dengan Oxfam hingga waktu yang belum ditentukan.
“Intensitas dan kerasnya serangan ini membuat saya berpikir, apa sih yang kami lakukan?” katanya dalam wawancara dengan surat kabar The Guardian edisi Jumat (16/2/2018).
“Memangnya kami membunuh bayi? Skala dan intensitas serangan ini terasa sudah tidak proporsional lagi. Saya sulit memahaminya,” ujarnya.
Kecaman terhadap Oxfam mengalir setelah beberapa orang karyawan lembaga penyalur bantuan itu menggelar pesta seks dalam penanganan pascagempa Haiti 2010. Mereka menyewa beberapa orang PSK remaja ke rumah tempat mereka menginap. Saksi mata mengatakan mereka mengenakan kaos Oxfam.
Dia menduga derasnya kecaman terhadap Oxfam sebagian terkait besarnya bantuan yang dibiayai oleh uang rakyat. Oxfam menerima hampir 32 juta pound (sekitar Rp600 miliar) dari pemerintah Inggris tahun lalu.
Pemerintah Inggris meminta Oxfam melakukan bersih-bersih di bidang sumber daya manusianya.
“Oxfam sudah setuju mundur dari penawaran untuk proyek pembiayaan baru pemerintah Inggris hingga Departemen Pembangunan Internasional (DFID) yakin bahwa mereka bisa memenuhi standar tinggi yang kami harapkan dari mitra-mitra kami,” kata Menteri DFID, Penny Mordaunt.
Mordaunt mengatakan bahwa semua mitra penyalur bantuan juga diminta menjamin pekerjaan dan laporannya sebelum 26 Februari 2018.
“Kami sudah menjelaskan bahwa kami tidak akan bekerja sama dengan organisasi yang tidak bisa memenuhi standar tinggi atas perlindungan yang kami inginkan,” kata Mordaunt.
Skandal lain satu per satu terungkap setelah pesta seks Oxfam di Haiti terungkap pekan lalu. Muncul laporan serupa tentang perilaku karyawan mereka di Chad, Bangladesh, Nepal, dan Filipina.
Skandal ini juga membuat Uskup Agung Afrika Selatan, Desmond Tutu, mundur dari posisinya sebagai duta Oxfam.
Deputi eksekutif kepala Penny Lawrence sudah lebih dulu mengundurkan diri setelah skandal Haiti terungkap. Direktur eksekutif Oxfam Internasional, Winnie Byanyima, mengatakan skandal ini bakal terus menghantui.
“Apa yang terjadi di Haiti dan sesudahnya adalah noda yang akan disandang Oxfam hingga bertahun-tahun mendatang. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya meminta maaf,” kata Byanyima kepada BBC.
One comment
Comments are closed.