Masyarakat Melayu Bangka Hargai Perayaan Imlek Dengan Bertandang

Loading

BANGKA (IndependensI.com) – Masyarakat Melayu di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghargai perayaan Imlek dengan “bertandang” ke rumah warga keturunan Tionghoa.

Manafi, seorang warga Bangka Tengah di Koba, Jumat,(16/02/2017) mengatakan Imlek merupakan sebuah perayaan besar bagi warga Tionghoa dan masyarakat Melayu sangat menghargai toleransi antaretnis dalam menjalankan tradisi mereka masing dengan “bertandang”.

“Melayu dan Tionghoa ini sudah hidup berdampingan cukup lama, maka bertandang ke rumah warga Tionghoa dalam rangka Imlek sudah tidak asing lagi,” katanya.

Ia mengatakan, masyarakat Melayu dan Tionghoa sudah membaur dari zaman nenek moyang dan bahkan banyak orang Melayu menikah dengan orang Tionghoa dan demikian pula sebaliknya.

“Maka tidak heran terkadang ada warga Melayu juga turut merayakan Imlek dengan kegiatan bertandang seperti halnya bertandang dalam suasana Hari Raya Idul Fitri,” katanya.

Kendati demikian, bukan berarti mereka mencampurbaurkan keyakinan masing-masing, melainkan tidak lebih hanya bentuk saling menghargai dan menghormati saja.

“Kalau di Bangka banyak kita lihat dalam keluarga Tionghoa tidak hanya memegang teguh agama nenek moyang mereka tetapi juga ada yang menganut agama Islam karena sudah terjadi pembauran sejak lama,” katanya.

Hardian, warga lainnya mengatakan penduduk Bangka Tengah adalah multietnis dan warga keturunan Tionghoa cukup banyak dibanding Batak, Jawa, Minang dan etnis lainnya.

“Masyarakat melayu sangat menghargai dan menghormati perbedaan sehingga selama ini selalu hidup berdampingan dalam bingkai kebhinekaan,” katanya.

Ia menilai warga keturunan Tionghoa juga sangat menghormati dan bahkan turut serta saat masyarakat Melayu merayakan Idul Fitri.

“Orang Tionghoa juga banyak yang bertandang ke rumah warga Melayu dalam rangka merayakan Idul Fitri dan ini membuktikan toleransi dalam hidup beragama di daerah ini sangat tinggi,” ujarnya.(ant/wasita)