Panen di Sumbawa. (Humas Kementerian Pertanian)

Meski Beriklim Kering, Sumbawa Tetap Panen

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah di Indonesia yang iklimnya kering. Namun demikian daerah ini tidak dapat dipandang sebelah mata dalam dunia pertanian. Etos kerja para petani di sini sungguh luar biasa dengan berusaha menanami setiap jengkal tanah yang ada.

Saat ini Pulau Sumbawa menjadi penghasil enam komoditas strategis terutama padi dan jagung. Hal tersebut tak lepas dari dukungan pemerintah dalam membangun infrastruktur pendukung, bantuan sarana serta kebijakan pemerintah yang kondusif.

Dalam beberapa hari terakhir terdapat beberapa tempat di NTB yang melaksanakan panen raya yakni Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima.

Di Kabupaten Sumbawa, panen dilaksanakan oleh kelompok tani (Poktan) Saling Sakiki di Desa Lunyuk Ode, Kecamatan Lunyuk. Para petani memanen padi varietas Ciherang di lahan 25 hektare (ha) dengan produktivitas 8.2 kw/ha.

Panen juga dilaksanakan oleh Poktan Bomong Ijo I di Desa Lunyuk Rea Kecamatan Lunyuk, Sumbawa. Dengan jenis padi yang sama, para petani melaksanakan panen di lahan seluas 23 hektare dengan produktivitas 8.1 kw/ha.

Sementara di Kota Bima, panen berlangsung di Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda dengan total lahan seluar 20 hektare. Jenis padi yang dipanen merupakan varietas Mekongga dengan produktivitas 6 ton/ha.

Untuk proses distribusinya, para petani di sini tidak menjual gabah melainkan beras seharga Rp 9.000-10.000/kg. Hal ini berbeda dengan petani di Kabupaten Sumbawa yang menjual gabah seharga Rp 4.000/kg. (eff)