Mantan ibu negara Honduras, Rosa Elena Bonilla de Lobo, digiring menuju pengadilan antikorupsi di Tegucigalpa, Rabu (28/2/2018). (AFP)

Mantan Ibu Negara Honduras Ditangkap

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mantan ibu negara Honduras, Rosa Elena Bonilla de Lobo, ditangkap pada Rabu (28/2/2018). Istri Porfirio Lobo Sosa, presiden Honduras 2010-2014, dituduh menggelapkan jutaan dolar uang negara.

Perempuan berusia 51 tahun itu diciduk di kediamannya di belahan timur ibu kota Tegucigalpa, kata juru bicara Mahkamah Agung Honduras, Melvin Duarte, seperti dikutup kantor berita AFP.

Porfirio Lobo Sosa (kiri) dan Rosa Elena Bonilla de Lobo pada upacara pelantikan presiden Honduras di Tegucigalpa, 27 Januari 2010.

Dalam penyelidikan yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu, Rosa terbukti menyembunyikan uang bernilai US$500.000 ke rekening pribadinya enam hari sebelum suaminya turun dari kursi presiden pada 27 Januari 2014.

Kepala MACCIH, Ana Maria Calderon, mengatakan bahwa mantan ibu negara itu juga diduga menggelapkan harta sebesar total US$4 juta pada antara 2011 dan 2014. MACCIH adalah badan pemberantasan korupsi Honduras yang didirikan di bawah Organisasi Negara-negara Amerika (OAS).

Calderon mengatakan bahwa sebagian dari uang tersebut, sebesar US$170.000, adalah sumbangan dari Taiwan.

Dia menambahkan bahwa setidaknya sembilan orang karyawan yang bekerja untuk Rosa diduga terlibat dalam kejahatan tersebut. Mereka dituduh menggelapkan uang rakyat, melakukan pencucian uang, dan bekerja sama melakukan kejahatan.

Menurut Dewan Antikorupsi Nasional, rekening Rosa juga menampung dana milik dinas urusan anak-anak sebesar US$638.000.

Duarte mengatakan Rosa segera diajukan ke pengadilan tindak pidana korupsi.

MACCIH dibentuk pada Februari 2016 berdasarkan perintah Presiden Juan Orlando Hernandez. Lembaga itu didirikan menyusul derasnya gelombang unjuk rasa menentang pencabutan lebih dari US$330 juta dana jaminan kesejahteraan sosial.

Hernandez mengakui bahwa sebagian dana tersebut terpakai dalam kampanyenya pada pemilihan presiden 2013. Namun dia mengatakan operasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuannya.