JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (6/3/2018) pagi bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp13.743 dibanding posisi sebelumnya Rp13.756 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS masih dibayangi pelemahan terhadap beberapa mata uang utama dunia pasca ditetapkanya kenaikan tarif impor untuk alumunian dan baja.
“Kenaikan tarif itu dikhawatirkan dapat mendorong inflasi di AS dan menekan pertumbuhan ekonominya,” kata Ahmad Mikail.
Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah kemungkinan terbatas seiring masih adanya tekanan jual oleh investor asing di pasar obligasi menyusul naiknya imbal hasil obligasi di Amerika Serikat.
“Rupiah kemungkinan bergerak di rentang kisaran Rp13.720-Rp13.760 per dolar AS,” katanya.
Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan Bank Indonesia menjaga nilai tukar rupiah untuk menjaga ekspektasi pasar. BI masih cukup leluasa mengendalikan rupiah karena cadangan devisa Indonesia lebih dari cukup.
“BI menjaga rupiah agar volatilitas tidak terlalu besar, sedangkan sisanya mekanisme pasar,” kata Nico Omer. (ant)