BEKASI (IndependensI.com)- Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi R Ruddy Gandakusumah dan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Bekasi Edy Rosyadi, menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan.
Dalam Rakornas itu, dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla dan meluncurkan Perpustakaan Digital Wapres, Senin, (26/3/2018) di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta.
Jusuf Kalla didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, Kepala Perpustakaan Nasional RI, M Syarif Bando dan jajaran.
Rapat koordinasi juga diikuti para kepala daerah se-Indonesia, para penggiat budaya gemar membaca, dan perwakilan masyarakat, termasuk Pj Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah.
Wapres mengatakan dengan adanya Rakornas Bidang Perpustakaan ini menjadi langkah bersama memajukan dunia membaca masyarakat Indonesia khususnya seiring perkembangan teknologi digital.
Maka dalam Rakornas Perpustakaan ini, Wapres Jusuf Kalla sekaligus meluncurkan Perpustakaan Digital Wakil Presiden RI atau dengan nama Wapres Library dan bisa diakses melalui Play Store Android.
“Sekarang serba cepat dan membeli buku atau membaca buku juga sudah bisa lewat internet. Dunia berubah dalam kecepatan dan tidak bisa dipisahkan,” kata Jusuf Kalla.
Disebutkan, keberhasilan perpustakaan tidak hanya dilihat dari banyaknya koleksi buku tapi juga dari kemudahan akses dan kehadiran pengunjungnya.
“Keberhasilan perpustakaan kalau bukunya dipinjam. Kalau tidak itu kegagalan. Bagaimana ke depan layanan perpustakaan nasional ini bisa tambah ramai. Anak-anak sekolah dibawa tur kesini. Diadakan seminar, mendengar penjelasan. Itu sudah transfer pengetahuan,” kata Jusuf Kalla.
Ia pun menuturkan buku bukan hanya untuk kemajuan tapi juga untuk perdamaian. Ia bercerita semenjak mendapat tugas mengakhiri konflik di beberapa wilayah di Indonesia kerap membaca buku terlebih dahulu mengenai wilayah tersebut.
“Buku sebagai sumber pengetahuan dan didalamnya ada bekal kita bisa menyelesaikan konflik yang terjadi. Dua minggu sebelum perundingan saya baca buku tentang daerah itu, baik budaya dan adat istiadat masyarakat. Terbukti konflik bisa diredam terutama bukan semata karena konflik sara tapi lebih konflik kepentingan,” kata Jusuf Kalla menceritakan saat menengahi konflik di Aceh, Poso dan Ambon.
Atas keberhasilannya menyelesaikan tugas diwilayah konflik, ia kerap disebut Jusuf Kalla Si Juru Damai. Namun menurutnya konflik bisa selesai berkat jalan damai daj keinginan semua pihak menjaga kedamaian wilayah.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, mengatakan masih kecilnya minat membaca bagi masyarakat Indonesia menjadi pelecut Perpustakaan Nasional melakukan inovasi dan mempermudah akses masyarakat membaca buku.
“Buku bacaan digital diperbanyak dan memfasilitasi kelompok masyarakat akan keterampilan berbasis literasi. Ini terus diperlukan agar generasi muda Indonesia semakin maju, tidak melupakan sejarah dan mampu bersaing dengan negara luar,” ujar Puan.
Keberadaan gedung layanan perpustakaan nasional katanya, terlihat begitu megah, memiliki 24 lantai di atas lahan seluas 57 ribu hektar. Bahkan koleksi buku bacaan juga sudah mencapai sebanyak 3,6 juta buku.
“Gedung yang megah ini sangat membanggakan dan semoga kita akan lebih bangga lagi bila masyarakat dan anak-anak setiap hari bisa datang ke perpustakaan,” kata Puan.
Diinformasikan, Gedung Layanan Perpustakaan Nasional melayani kunjungan warga setiap hari, Senin-Minggu, mulai dibuka sekitar pukul 08.30-18.00 WIB. (adv/humas/jon)