JAKARTA (IndependensI.com) – Harapan terciptanya perdamaian sejati di Semenanjung Korea meredup. Korea Utara tiba-tiba membatalkan pertemuan tingkat tinggi dengan Korea Selatan yang seharusnya berlangsung pada Rabu (16/5/2018) ini.
Pembatalan sepihak itu bukan tanpa alasan. Korut gusar dengan latihan militer bersama yang digelar Korea Selatan dan Amerika Serikat. Kantor berita Korut, KCNA, menyebut latihan gabungan itu sebagai “provokasi” dan persiapan invasi.
Pyonyang juga memperingatkan Washington bahwa rencana pertemuan bersejarah antara pemimpin besar Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump. Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung di Singapura pada 12 Juni 2018.
Maret lalu, Trump secara tidak terduga menerima undangan bertemu Kim. “Kami akan bersama-sama menjadikannya peristiwa istimewa untuk Perdamaian Dunia!” cuit Trump di Twitter waktu itu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya masih terus mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim. Hingga saat ini mereka belum memperhitungkan perubahan sikap Korut.
Rencana perundingan dua Korea mencuat setelah terjadinya pertemuan antaa Kim dan Presiden Korsel Moon Jae-in di Panmunjom pada 27 April 2018. Keduanya sepakat menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea. Rincian kesepakatan akan ditentukan pada perundingan berikutnya.
Butir-butir kesepakatan yang ingin dicapai antara lain penghapusan senjata nuklir dan mengubah gencatan senjata 1953 menjadi perjanjian damai untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea.
Namun latihan militer bersama AS dan Korsel memicu kemarahan Korut. Latihan bersandi Max Thunder ini melibatkan sekitar 100 pesawat tempur, termasuk bomber B-52 dan jet F-15K.
Korut melepas tembakan peringatan ke arah pasukan AS ketika mereka mengumumkan pembatalan perundingan hari ini.
“Amerika Serikat harus secara hati-hati mempertimbangkan nasib rencana pertemuan tingkat tinggi Korut-AS terkait gerakan militer provokatif yang dilakukannya bersama Korea Selatan,” kata laporan KCNA.
One comment
Comments are closed.