Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai Urai Kemacetan Kota Denpasar

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bekerja untuk menyelesaikan pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Kota Denpasar, Bali. Berfungsinya underpass akan mengurai simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah yakni dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua dan sekitarnya.

Simpang Tugu Ngurah Rai juga merupakan jalur utama dari dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai maupun Kawasan Wisata Nusa Dua. Disamping itu pada bulan Oktober 2018, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dengan Bank Dunia atau World Bank (WB) yang akan diselenggarakan di Bali Oktober 2018 yang akan datang.

“Underpass ini dibangun bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) tahun 2018,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya meninjau lokasi pembangunan underpass hari ini, Sabtu, 23 Juni 2018.

Konferensi tingkat tinggi ini akan dihadiri pejabat pemerintah, pengambil keputusan, pemimpin usaha dan akademisi untuk membahas tren global dan bagaimana negara dapat menyesuaikan kebijakan di tengah perubahan lingkungan dunia yang dinamis agar terus mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Diperkirakan peserta pertemuan yang akan hadir 15 ribu orang sehingga diperlukan kelancaran mobilitas ke lokasi berlangsungnya acara.

Hingga 21 Juni 2018, progres fisik pekerjaan sudah 74,23% atau lebih cepat dari rencana 69,51%. Dengan progres yang lebih cepat, underpass ini ditargetkan selesai tepat waktu pada Agustus 2018, sedikit lebih cepat dari rencana semula September 2018.

Kementerian PUPR mengingatkan kembali agar kontraktor bekerja dengan mengutamakan kualitas pekerjaan, melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk kebersihan.

“Salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat,” terang Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, I Ketut Darmawahana

Selama masa pekerjaan, dilakukan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif misalnya yang akan menuju Nusa Dua, Uluwatu dan Jimbaran dapat melewati Tol Bali Mandara dan untuk Tujuan Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).

Underpass akan memiliki panjang 712 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 5,1 meter. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50% dari kondisi semula. Kendaraan dari Nusa Dua menuju Denpasar atau sebaliknya nantinya akan melalui underpass sehingga waktu tempuh kendaraan lebih cepat.

Pembangunan telah dimulai sejak September 2017, dengan nilai Rp 168,3 miliar melalui anggaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ditjen Bina Marga. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Adhi Karya-PT. Nindya Karya-PT. Wira KSO. Sementara untuk konsultan supervisi oleh PT. Wira Widyatama, PT. Aria Jasa Reksatama, dan PT. Tata Guna Patria (Joint Operation).

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jembatan Iwan Zarkasi, dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII I Ketut Darmawahana.(***)