Anggawira, Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat

Elektabilitas Jokowi Belum Aman, Gerindra Sebut 2019 Pasti Ganti Presiden

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pertarungan Pilpres 2019 bakal sengit karena dapat dipastikan hanya dua calon yang maju. Pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Presiden akan ditutup tanggal 10 Agustus 2018. Dari dua calon yang maju, baru Jokowi yang sudah dipastikan maju sebagai Capres dan cawapresn Jokowi belum dimunculkan sebagai strategi.

Di sisi lain, kubu oposisi mencalonkan Prabowo Subianto sebagai Capres 2019, namun belum dideklarasikan secara resmi, termasuk siapa bakal cawapresnya. Yang santer disebut-sebut adalah Prabowo Subianto berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Namun konon masih tarik menarik dengan partai koalisi.

Meski demikian, pihak oposisi merasa optimis karena peluang memenangkan Pilpres masih sangat terbuka lebar.  Alasannya, elektabilitas petahana Presiden Joko Widodo belum mantab untuk memenangkan Pilpres 2019.

Elektabilitas Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) masih unggul dibandingkan Prabowo Subianto. Meskipun demikian, berdasarkan hasil survei capres cawapres yang dirilis lembaga survei politik Alvara Research Center baru-baru ini memperlihatkan bahwa elektabilitas Jokowi (48,4 %) cenderung stagnan, sedangkan Prabowo (32,2) naik pesat.

Menanggapi hal tersebut, Anggawira Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Jawa Barat menyatakan jika elektabilitas Jokowi bakal menurun menjelang Pilpres 2019. Sedangkan elektabilitas Prabowo semakin naik pesat, bahkan mampu mengalahkan Jokowi nantinya.

“Ada beberapa faktor yang akan menurunkan elektabilitas Jokowi, yaitu ancaman krisis ekonomi dan jatuhnya nilai tukar rupiah. Insyallah 2019 Ganti Presiden akan terealisasi,” kata Anggawira  di Jakarta, Senin (6/8/2018).

Kader Partai Gerindra Anggawira

Jokowi pun, lanjut Anggawira, kemungkinan akan ditinggalkan apabila Mahkamah Konstitusi (MK) meloloskan permintaan penggugat soal Presidential Thrasehold. Ditambah lagi, rakyat kini tengah dihadapkan dengan permasalahan meroketnya harga pangan.

“Soal Presidential Thrasehold dan meroketnya harga pangan jika tidak segera diselesaikan, saya yakin Jokowi akan benar-benar ditinggalkan. Ini masalah krusial,” imbuh Anggawira.

Ia pun menambahkan, pihaknya tidak hanya melihat dari hasil salah satu lembaga survei saja. Partai Gerindra ada tim internal juga yang bertugas melakukan survei. Dan sejauh ini hasil survei internal tim Gerindra lebih benar.

“Jadi kami santai saja dengan hasil survei tersebut karena kami partai Gerindra juga punya survei internal di mana justru hasilnya seringkali berbeda dengan lembaga survei lainnya. Namun, hasil survei internal kami biasanya yang lebih benar,” tutup Anggawira.

Alvara Research Center melakukan survei nasional pada 20-28 Juli 2018. Riset tersebut menggunakan multistage random sampling dengan melibatkan 1.142 responden berusia 17 tahun ke atas. Sampel diambil di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk. Rentang margin of error sebesar 2,95 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sebelumnya, Alvara Research Center telah melakukan survei nasional pada Februari dan Mei 2018. Di mana dengan hasilnya menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi dan Prabowo sama-sama meningkat. Jokowi sebelumnya di angka 46,8, sekarang 48,4. Namun, yang menarik kenaikan Prabowo cukup tinggi, dari 27,2 persen menjadi 32,2 persen. (pr)