Jematan di saluran irigasi SS Bulak Mangga Cikarang Barat Kabupaten Bekasi ambruk. Pasokan air baku PDAM terkendala.(ist)

Jembatan Ambruk Pasokan Air Baku PDAM Terhenti

Loading

BEKASI (IndependensI.com)-  Sebuah jembatan di atas saluran irigasi  “SS Bulak Mangga”, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi kemarin, Kamis (23/8/2018).

Tetapi,  pasokan air bersih kepada sekitar 5.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi, terhenti. Penyebabnya, pasokan air baku untuk diolah di PDAM Cabang Cikarang Barat dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Tambelang, tidak ada lagi.

Air di saluran irigasi milik Perum Jasa Tirta (PJT) II itu, tidak lagi terbendung, dan terbuang ke hilir saluran. Tidak hanya PDAM Cabang Cikarang Barat dan Tambelang yang kesulitan air baku.  PT Bintang Tirta Sejahtera sebagai mitra PDAM Tirta Bhagasasi, juga kesukitan air baku.

Proses produksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tambelang di Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, sama sekali terhenti. Sebab air baku dari saluran tersebut ke IPA yang ada, tidak mengaalir. Sementara di IPA Cikarang Barat, produksi masih berjalan tetapi tidak maksimal. Itu setelah pihak PDAM membendung saluran di depan intake IPA.

“Produksi air bersih di wilayah Tambelang mati total dan  Cikarang Barat masih produkasi walapun kecil tidak maksimal”, ujar Kepala Bagian Produksi PDAM Tirta Bhagasasi  Dina Rosdianawati, Jumat (24/8/2018).

Untuk sementara kata Dina,  dan Kabag Distribusi PDAM Tirta Bhagasasi Hendry,  pihaknya terpaksa melayani masyarakat pelanggan khususnya di Tambelang menggunakan mobil tangki.

Dina menambahkan, konsumen di KCP Tambelang sebanyak  1.152  sambungan langganan (SL) dan Cabang Cikarang Barat tercatat  3 554 SL. Kapasitas  produksi  di IPA Cikarang Barat  50 liter perdetik, dan IPA Tambelang 20 liter perdetik.

Ditanya siapa yang bertanggungjawab atas ambruknya jembatan tersebut,  Dina mengakui bahwa yang berwewenang atas saluran SS  Bulang Mangga dan jembatan, adalah Perum Jasa Tirta (PJT) II. Hal sama juga diakui Kasubah Humas PDAM, Ahmad Fauzi.

Sebenarnya yang bertanggungjawab adalah  PJT II. Tapi karena  kepentingan PDAM juga  agar cepat,  paling tidak PDAM Tirta Bhagassasi ikut membantu seadanya.

Dina mengemukakan, terkait jembatan yang kini ambruk,  sudah pernah diingatkan oleh Kepala Cabang Pembantu Cikarang Barat, Ahmad Firdaus ke pihak Seksi PJT II yang  berada di wilikayah tersebut bahwa jembatan sudah  mengkhawatirkan. Tetapi, hingga jembatan ambruk  tidak ada respon.

Diharapkan perbaikan segera  dilakukan  PJT II, dan masalahnya cepat teratasi karena konsumen PDAM  sudah mengeluh karena mereka sangat membutuhkan air bersih, ujar Dina.

Kasubag Humas PDAM Ahmad Fauzi  juga mendesak PJT II segera melakukan perbaikan. “Yang kita alami selain jembatan ambruk di cikarang Batat,  dan air baku sulit, kita juga terkendala limbah Kali Bekasi sehingga proses produksi di IPA Cabang Babelan, Pondokungu dan Tarumajaya, terkendala,” keluh juru bicara PDAM Tirta Bhagasasi tersebut. (jonder sihotang)