Saluran irigasi milik PJT II yang terbuat dari besi plat di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, amblas. Dampaknya PDAM kesulitan air baku. Kerusakan kedua kali tahun 2019 dan mendesak PJT II lakukan perbaikan. (ist)

Desak PJT II Segera Perbaiki: Saluran Air Baku Ambruk,  PDAM Hentikan Produksi

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Untuk kedua kalinya tahun 2019 ini, pelayanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kantor  Cabang Pembatu (KCP) Tambelang, terganggu. Mulai Senin (23/9/2019) pukul 19.00 WIB,  pengolahan air terhenti. Penyebabnya, saluran air baku di SS Pisang Batu, Kampung Bulak Manga Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, kembali ambruk.

Guna melayani kebutuhan masyarakat pelanggan di KCP Tambelang yang jumlahnya 1.130 sambungan langganan (SL), mulai hari ini, Selasa (24/9/2019) sore,  PDAM mendistribusikan air melalui mobil tangki.

“Air sisa yang msih ada di resevoir, sudah habis didistribuaikan sejak tadi siang. Jadi,  solusi sementara, pakai mobil tangki, kendati tidak maksimal pelayanannya,” ungkap Direktur Teknik PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Johny Dewanto dan Kepala KCP Tambelang Muhamad Hidayat.

Dijelaskan, pada Februari 2019, saluran irigasi di lokasi itu, ambruk dan berdampak pada kesulitan air baku PDAM. Beberapa bulan masyaeakat pelanggan  di Tambelang, kesulitan air bersih, bahkan tidak mendapat distribusi dari PDAM.

Tapi, pihak Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur sebagai pengelola saluran irigasi, membangun saluran sementara berupa plat besi. Naas, plat besi itu, Senin (23/9/2019) pukul 14.30 WIB, kembali ambruk. Dampaknya, air baku ke Instalasi Pengoahan Air (IPA) PDAM KCP Tambelang, terganggu, dan tidak dapat mengolah air bersih.

Menurut Muhamad Hidayat , di IPA Tambelang, kapasitas produksi 20 liter per detik. Jumlah pelanggan tercatat sebanyak 1.130 sambungan langganan (SL). Sekarang, kami coba mendistribusikan air melalui mobil tangki, dan sifatnya sementara sambil menunggu perbaikan oleh PJT II, katanya.

Atas kerusakan  saluran tersebut, sebagaimana disampaikan Johny Dewanto dan Kepala Bagian Pruduksi Dina R, pihaknya sudah melaporkan kepihak PJT II secara lisan. Namun belum ada tanggapan hingga sore ini.

“Kami akan buat surat secara tertulis atas kerusakan ini, dan minta dilakukan perbaikan segera untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat,” ujar Johny.

Disebutkan, yang terdampak kerusakan saluran itu, bukan hanya PDAM. Tapi, petani di sana juga akan kesulitan air untuk mengairi ratusan hektare persawahan.  Termasuk mitra PDAM Tirta Bhagasasi yakni  PT  BTS yang memproduksi air dan menjual air curah ke PDAM, juga terdampak. (jonder sihotang)