Ganda putri asal China, Zhenzhen Zhu (kiri) mencoba mengembalikan bola dengan backhand saat melawan duet Jepang, Yui Kamiji/Manami Tanaka di babak final Wheelchair Tennis Asian Para Games 2018 di lapangan tenis Kelapa Gading Sport Club, Jakarta, Kamis (11/10/2018). Zhu berpasangan dengan Hui Min Huang mencatat kemenangan 3-6, 6-2, 10-5 sekaligus meraih medali emas. (INAPGOC)

China Ganjal Jepang di Ganda Putri

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –  Ganda putri asal China, Hui Min Huang/Zhenzhen Zhu meraih medali emas Wheelchair Tennis Asian Para Games 2018 di lapangan tenis Kelapa Gading Sport Club, Jakarta, Kamis (11/10/2018). Pasangan debutan yang menjadi unggulan kedua ini mencetak kemenangan atas ganda Jepang unggulan teratas, Yui Kamiji/Manami Tanaka 3-6, 6-2, 10-5.

“Ini adalah medali emas pertama saya di Asian Para Games dan juga baru kali pertama berpasangan dengan Hui. Senang rasanya bisa seperti ini,” ujar Zhu usai berlaga. Dia mengaku saat berlaga sempat hilang fokus di set awal. Namun setelah mengubah pola strategi dan menekan terus sejak awal, set kedua bisa direbut dan seterusnya hingga akhir. Strategi yang diterapkan adalah mencoba menyerang pada satu pemain Jepang yang lemah dan tidak memberi kesempatan untuk memperbaiki tempo permainan lawannya.

Hal senada diungkap Huang yang baru kali pertama berlaga di ajang Asian Para Games ini. Dia menegaskan, strategi menekan satu pemain lawan membuat pihaknya mendapat keuntungan. “Saya coba memberikan bola berlebih pada lawan, sehingga Zhu lebih nyaman untuk menutup celah yang ada. Itu saja strategi kami,” kata Huang. Baginya, bertarung hingga babak final di Asian Para Games merupakan prestasi yang luar biasa. Dirinya berharap bisa berkelanjutan hingga Paralympic Games 2020 maupun gelaran Asian Para Games berikut.

Sementara itu Yui mengaku kecewa dengan kekalahannya. Dia mengatakan, dirinya sudah bagus di set awal dan merebut dengan mudah. Hanya saja di set kedua mulai lepas dan bertambah buruk di set ketiga. “Tadi hampir saja menang. Pemain China sangat bagus dan menutup semua kelemahan yang ada,” ujar Yui. Dirinya mengakui kalau bola selalu diberikan kepada Zhu yang ternyata lebih baik dalam menempatkan bola return.

Sedangkan Tanaka mengaku sedih gagal menyumbang emas untuk negaranya. Padahal dirinya sudah menargetkan untuk mempersembahkan emas berpasangan dengan Yui. “Sedih tidak bisa memberikan emas untuk Jepang. Saya sudah bermain lebih baik, tapi masih gagal,” imbuh Tanaka yang harus puas menuai medali perak. Medali perunggu diraih pasangan Thailand, Wanitha Inthanin/Sakhorn Khanthasit 6-4, 6-4.

Sementara itu dari nomor final Quad ganda, pasangan Jepang unggulan satu Mitsuteru Moroishi/Koji Sugeno mencatat kemenangan sekaligus meraih medali emas atas duet Korea unggulan dua, Kyu-Seung Kim/Myung Je Kim 6-4, 6-3. Medali perunggu diraih duet Taipei, Chu-Yin Huang/Tzu-Hsuan Huang yang mengalahkan pasangan Thailand, Nutthapon Taosrisagul/Sombut Yampapha 6-4, 6-2.

Ingin Istirahat

Dari kelompok putra, duet Jepang Shingo Kunieda berpasangan dengan Takashi Sanada sukses meraih medali emas setelah mencatat kemenangan 6-4, 6-2 atas unggulan dua Korea, Ho Won Im/Ha-Gel Lee. Keduanya berlaga selama satu jam 20 menit dan tidak menurunkan performa duet Jepang yang bermain padu di set terakhir. Sempat mendapat perlawanan di set awal menyusul hilangnya kontrol atas bola dan kurang padu kerjasamanya. “Set awal kami kurang padu dan sempat hilang kontrol. Tapi segera setelah itu bisa memperbaiki keadaan,” ujar Shingo usai berlaga.

Bagi Shingo, duet Korea tersebut sangat agresif dengan bola-bola cepat yang terkadang sulit dibendung. Dia sengaja bermain lebih kedepan untuk mencegat bola-bola tanggung dari lawan. Strategi ini cukup mumpuni dan beberapa kali menghasilkan poin. Shingo akan bermain di babak final nomor tunggal melawan Sanada, Jumat (12/10/2018).

Dirinya mengaku, Sanada adalah petenis yang ulet dan tangguh. “Sanada adalah petenis bagus, saya perlu mewaspadainya. Saya perlu istirahat saja untuk mengembalikan stamina ,” ujar Shingo menyoal pertandingan final. Shingo memang usai bermain di US Open pada awal September, belum sempat istirahat untuk rekondisi fisik secara maksimal.

Medali perunggu nomor ganda putra diraih duet Srilanka unggulan tiga, DSR Dharmasena/RALS Ranaweera yang mengalahkan ganda Thailand Suthi Khlongrua/Sunthorn Sridang 6-1, 6-2.