JAKARTA (IndependensI.com) – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto menganggap keberhasilan penyelenggaraan Asian Games, Asian Para Games dan Annual Meeting IMF dan Bank Dunia efektif untuk membangun kepercayaan publik dengan prestasi dan kinerja yang ditunjukkan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
“Pada tahun 1955, Indonesia hadir sebagai bangsa pelopor. Hanya dalam waktu kurang dari 6 tahun setelah berjuang mendapatkan kedaulatan politik secara penuh, Indonesia mengguncangkan dunia melalui Konferensi Asia Afrika yang menelorkan Dasa Sila Bandung,” ujar Hasto dalam siaran persnya, Senin (15/10/2018).
Menurut Hasto, semangat serupa kini bisa dirasakan masyarakat Indonesia. Menurutnya, di tengah kritik yang sangat deras bahkan disebutnya lebih deras dari air terjun Niagara, Presiden Jokowi tetap menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang terus bekerja.
“Hasilnya tiga event internasional berhasil diselenggarakan dengan baik. Sementara yang disana, masih mengandalkan retorika. Terima kasih Pak Jokowi atas kerja untuk nama harum bangsa,” paparnya.
Sekjen DPP PDIP ini mengaku bahwa partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri melihat keberhasilan yang terlihat nyata itu bukan suatu kebetulan. Berkaca pada sejarah yang ada menurutnya, bangsa Indonesia merupakan bangsa perjuang sebagaimana ditunjukkan Laksamana Laut Perempuan Pertama di Dunia, Malahayati mampu mengalahkan Cornelis de Houtman, demikian halnya arek-arek Suroboyo mampu menewaskan Brigjen Mallaby.
Selain itu, lanjut Hasto, dalam perspektif kesejarahan abad ke-VIII, Indonesia telah menghasilkan capaian peradaban yang luar biasa melalui Candi Borobudur. “Kini masih ada saja pemimpin yang selalu meneriakkan energi negatif bahwa Indonesia mau bubar, bahwa ekonomi bangsa adalah kebodohan. Lalu di mana kesadaran sejarah dan nasionalisme pemimpin seperti ini?” tanya Hasto.
Bagi Hasto, Indonesia sebagai negara besar memerlukan pemimpin yang uji banting namun tetap rendah hati dan terus bekerja demi kebanggaan bangsa dengan prestasi. Dengan tak mengurangi rasa hormat, prestasi ditampilkan para atlet difabel yang menyabet 37 emas dan masuk peringkat ke-5 dalam ajang Asian Para Games yang telah berakhir pada Sabtu kemarin.
Hasto menganggap, para atlet sangat memahami semangat ability dan rasa cinta pada bangsanya sebagai energi juang yang menyala-nyala. Sebaliknya, dalam kontestasi politik nasional, sejumlah elit justeru memperlihatkan semangat yang kalah dengan para atlet.
“Mereka yang menggunakan kampanye pilpres hanya dengan ujaran kebencian, dan menyederhanakan kepemimpinan hanya sekedar tafsiran harga chicken rise, serta membiarkan timnya menyerang tanpa data, hanyalah para pemburu kekuasaan yang melihat jabatan presiden sebagai tujuan semata. Kekuasaan adalah alat untuk membawa kemajuan dan kebesaran bangsanya. Pak Prabowo dan Pak Sandi semoga dapat mengambil inspirasi dari Para Games tersebut,” ucapnya.
Maka itu, Hasto menilai, sudah selayaknya semua pihak mau belajar dan mengambil inspirasi dari Asian Games yang telah menorehkan sejarah serta prestasi membanggakan bagi Indonesia Raya. “Para atlet justru menjadi sempurna dalam keterbatasan. Inilah inspirasi Indonesia: menjadi pelopor bagi tatanan dunia baru yang lebih makmur dan berkeadilan,” tandasnya.(budi/ist)