JAKARTA (IndependensI.com) – Jelang perayaan tahun baru imlek jutaan orang dari berbagai dunia mudik ke China untuk merayakan tahun baru bersama keluarga di kampung halaman. Mereka melakukan perjalanan melalui kereta, jalur darat hingga pesawat agar bisa berkumpul bersama keluarga di tanah kelahiran.
Mengutip dari South China Morning Post, Senin (4/2/2019), sekitar 2,99 juta atau hampir 3 juta orang mudik pada Imlek tahun ini atau naik 0,6% dari 2018. Jumlah tersebut tercatat dari 21 Januari hingga 1 Maret.
Dibandingkan tahun lalu, jumlah penumpang kereta api dan transportasi lainnya akan meningkat karena jumlah orang yang juga bertambah.
Ada sebanyak 4.787 perjalanan kereta api sebelum Tahun Baru Imlek dan 4.860 perjalanan sesudahnya. Angka tersebut meningkat masing-masing 5,4% dan 5,2% dibandingkan tahun lalu.
Otoritas Penerbangan Sipil China menjadwalkan 532.000 penerbangan selama 40 hari atau 10% lebih tinggi dari Tahun Baru Imlek sebelumnya. Sebanyak 73 penerbangan diperkirakan terjadi atau naik 12% dari 2018.
Kereta Cepat China juga sudah dipersiapkan untuk melayani perjalanan yang banyak tersebut.
Banyak juga yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan tiket untuk pulang ke China. Mereka ada yang frustrasi karena bertahun-tahun tidak mendapatkan tiket kereta.
Kepadatan orang dalam perayaan sakral tahun ini diperkirakan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena sudah beroperasinya kereta cepat yang diuji. Ini termasuk Kereta Jiangzhan dan Kereta Kunchu yang dioperasikan pada Juli 2018 dan jalur kereta Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong dan Kereta Api Hajia, yang dibuka pada bulan September 2018.
Perayaan Imlek tahun ini juga kali pertamanya China menerapkan ‘hukuman sosial’ di pesawat dan kereta api kepada mereka yang melakukan pelanggaran seperti merokok. Nama mereka dicantumkan dan dibatasi dalam menumpangi transportasi tersebut.
China juga telah menerapkan sistem berteknologi tinggi seperti penggunaan robot hingga pengenalan wajah untuk mengatasi banyaknya turis. Sementara itu, teknologi pengenalan wajah bukan hal yang baru di China karena sudah diterapkan di 300 stasiun.
Penggunaan robot sebagai pemandu jgua sudah ada di Stasiun Guangzhou South dan Stasiun Shenzhen North. Robot tersebut juga bisa menghibur penumpang dengan bernyanyi dan menari.
Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) juga dihadirkan di Stasiun Guangzhou South untuk mendeteksi kepadatan. Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam sektor transportasi China.