Gregoria Mariska Tunjung sebagai salah satu andalan tim bulutangkis putri PB Mutiara Cardinal Bandung. (Istimewa)

Mutiara Cardinal Buka Peluang

Loading

BANDUNG (IndependensI.com) – Tim bulutangkis PB Mutiara Cardinal Bandung berpeluang mempertahankan gelar setelah lolos ke babak final Djarum Superliga Badminton 2019 di Gedung Sabuga, Bandung, Jumat (22/2/2019). Pada superliga 2017, PB Mutiara Cardinal Bandung menjadi juara dengan mengalahkan Berkat Abadi di partai final.

Duel Mutiara Cardinal Bandung dan Berkat Abadi kembali terulang di semifinal kali ini. Tim yang dimotori Gregoria Mariska Tunjung ini kembali menaklukkan Berkat Abadi dengan skor 3-1. Di partai pertama, Gregoria membuka jalan dengan menyumbang poin pertama lewat kemenangan atas Zhang Beiwen, dengan skor 16-21, 21-18 dan 21-16. Tim Mutiara Cardinal Bandung kembali harus bermain tiga game di laga kedua.

Kemudian, ganda Yulfira Barkah/ Maretha Dea Giovani menang lewat laga rubber game atas Dian Fitriani/Nadya Melati, 21-15, 16-21 dan 21-17. Silvi Wulandari menjadi satu-satunya penyumbang angka bagi tim Berkat Abadi. Ia menumbangkan Cheung Ngan Yi, pemain asal Hong Kong yang memperkuat tim Mutiara Cardinal Bandung, dengan skor 20-22, 21-18 dan 21-19. Kemenangan tim Mutiara Cardinal Bandung ditentukan oleh Kim Ha Na/ Eom Hye Won yang menang telak atas Brigita Marcelia Rumambi/Ririn Amelia dengan skor 21-11 dan 21-7.

“Hari ini kami dapat perlawanan luar biasa dari Berkat Abadi, tiga partai harus rubber dan yang satu lepas. Surprise juga Silvi bisa mengalahkan Cheung, selamat kepada Silvi,” kata Manajer tim Mutiara Cardinal Bandung, Umar Djaidi seperti dikutip dari bulutangkis.com. “Sebetulnya kami berharap bisa mengambil kemenangan di partai ketiga, tapi ternyata kalah. Tapi kami tetap bersyukur, alhamdulillah bisa ke final melawan Jaya Raya,” tambahnya.

Di babak final, Mutiara Cardinal Bandung akan ditantang oleh lawan yang berat yaitu PB Jaya Raya, yang merupakan unggulan satu sekaligus peraih tiga gelar hat-trick superliga pada tahun 2013, 2014 dan 2015. “Gregoria hanya diperbolehkan (oleh PBSI) main sampai hari ini, karena besok dia harus ke Jerman. Tapi tim Jaya Raya kan juga harus ada yang ke Jerman. Kalau strategi kan pasti terbaca karena aturannya kan rangking, jadi ya ketahuan siapa yang akan turun,” ungkap Umar ketika ditanya soal final.

Skor Sempurna

Tim putri PB Jaya Raya berhasil mengantongi tiket final setelah menundukkan Saishunkan Nihon-Unisys dengan skor sempurna 3-0. Kemenangan PB Jaya Raya dipastikan oleh Sri Fatmawati di partai ketiga. Pada laga yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha, Sri mengalahkan Nakai Yukino dua game langsung dengan 21-8 dan 21-11. Kemenangan Jaya Raya dibuka lewat Vu Thi Trang, pemain Vietnam yang menjadi ujung tombak tunggal putri. Vu meraih kemenangan atas Ayumi Mine, dengan skor 21-19 dan 21-14.

Pasangan muda Apriyani Rahayu/Jauza Fadhila Sugiarto menambah keunggulan Jaya Raya dengan menyumbang poin kedua dengan mengalahkan Chisato Hoshi/ Reika Kakiiwa, dengan skor 21-17 dan 22-20. “Alhamdulillah bisa menang, dari awal masuk lapangan sebetulnya saya sudah percaya diri karena tim Jaya Raya sudah unggul 2-0. Lawan pun sudah tertekan, saya bisa menikmati permainan dan banyak menekan dari awal,” kata Sri usai pertandingan.

Tim pelatih Jaya Raya pun awalnya tak mengira akan menang langsung 3-0, karena tim Saishunkan Nihon-Unisys tak bisa dipandang sebelah mata. “Sebenarnya tidak menduga, saya sempat ngobrol sama pelatih Jepang, dia pun berharap akan ramai 3-2. Tapi waktu kedudukan sudah 2-0 dan lihat permainan Sri di game pertama, saya sudah yakin, tim kami akan menang 3-0,” ujar pelatih Tunggal Putri PB Jaya Raya, Taufiq Hidayat.

Tim Jaya Raya hari ini tampil tanpa Greysia Polii yang sudah lebih dulu berangkat ke Jakarta. Hari ini Apriyani pun akan menyusul Greysia dan mereka akan berangkat menuju turnamen German Open 2019, Sabtu (23/2/2019). Hal ini tentunya akan berpengaruh pada kekuatan tim Jaya Raya. “Kami akan main semaksimal mungkin di final, apalagi Greysia/Apriyani akan pulang ke Jakarta. Hari ini Apri bisa tinggal dulu, jadi kami ada keyakinan bisa ambil poin di ganda pertama. Di final kami tetap optimis,” ujar Taufiq.