BEKASI (IndependensI.com)- Kondisi Kota Bekasi telah berubah drastis. Dahulu banyak tanah lapang, dan kini sudah berubah menjadi kota hunian dan industri. Jumlah penduduk terus bertambah. Saat ini sekitar 3,1 juta jiwa menghuni 12 wilayah kecamatan.
Maka, lima tahun mendatang, ingin Kota Bekasi sesuai visi dan misi menjadi kota yang cerdas, kreatif, maju, sejahtera dan ihsan. Peningkatan cukup signifikan dari sektor pembangunan terutama peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastrukur kota, dan sektor pendapatan.
Sektor pelayanan pendidikan kesehatan dan infrastrukur ditingkatkan. APBD di 2018 dari sebesar Rp 5,8 triliun meningkat menjadi Rp 6,3 Triliun di 2019, ungkap,Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, kemarin.
Dikatakan dari sektor pajak, Kota Bekasi urutan terdepan dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB-BBNKB) se-Jawa Barat. Atas prestasi ini, ia ingin Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa mengalokasikan dana yang lebih banyak untuk pembangunan di Kota Bekasi.
“Dari 30 persen yang kita terima sekarang mungkin kedepannya bisa lebih besar. Kita akan pergunakan kembali untuk pelayanan sektor pendidikan di SMK dan SMA di Kota Bekasi bisa digratiskan, sama dengan bidang kesehatan juga infrastruktur,” kata Rahmat.
Besaran APBD 2019 Kota Bekasi 2019 sekitar Rp 6,3 triliun. Ini perlu didongkrak dari sektor pendapatan, untuk pembangunan bagi masyarakat.
Untuk pembangunan infrastruktur, Pemkot
Bekasi juga bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk dana hibah pembiayaan. Saat ini digunakan untuk keperluan pembangunan fly over Rawa Panjang Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Siliwangi Narogong. Termasuk pembangunan fly over Cipendawa di Kelurahan Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu.
Kelanjutan pembangunan dua fly over di tahap kedua ini kabarnya tinggal menunggu pencairan dan proses lelang yang dilakukan. Ditaksir menghabiskan biaya hingga Rp 350 miliar untuk pembebasan lahan dan fisik kedua fly over.
Di sektor kesehatan dan infrastruktur kota, dijelaskan ada tiga rumah sakit (RS) tipe D yang akan dibanguan tahun 2019. Yakni rumah sakit Tipe D Jatisampurna, RS Tipe D Bantargebang dan RS Tipe D Pondokgede.
Dengan penambahan RS milik Pemkot Bekasi ini, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan kepada RS swasta dengan program pelayanan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kepegawaian (NIK).
“RS Jatisampurna sudah lengkap, RS Bantargebang didukung pengadaan prasarana dari Pemprov DKI Jakarta sehingga September sudah bisa beroperasi, dan RS Pondokgede pada Agustus ini dioperasikan”, kata Rahmat.(jonder sihotang)