PANAJAM (IndependensI.com) —Bupati Panajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud menyatakan kesiapan daerah yang dipimpinnya bila ditunjuk sebagai lokasi Ibu Kota negara baru. Bahkan Bupati Gafur memproyeksikan PPU bisa seperti Putrajaya atau Canberra.
“PPU bisa seperti Putrajaya (Malaysia) dan Canberra (Australia),” ujar Gafur dalam keterangannya hari ini. Gafur mengatakan, Putrajaya merupakan pusat administrasi pemerintahan Malaysia, menggantikan posisi Kuala Lumpur. Meski demikian, Ibu Kota baru tersebut masih terhubung dengan bandara bertaraf internasional, Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). “Sehingga tidak perlu ada investasi baru membangun infrastruktur bandara bertaraf internasional,” ujar Gafur.
Sejalan dengan Putrajaya, PPU juga tak begitu jauh dari Bandara Udara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Terlebih lagi, dengan dibangunnya Tol di atas laut guna menghubungkan Balikpapan dan Penajam, maka waktu tempuh ke Bandara hanya 15 menit. Baik Panajam dan Balikpapan dipisahkan oleh Teluk Balikpapan. Bupati termuda di Kalimantan Timur ini mengatakan, selain sebagai Ibu Kota negara, PPU bisa diproyeksikan sebagai kota multimedia dan cyber city. “Sehingga bisa menunjang kinerja birokrasi pemerintahan nasional,” lanjutnya
Selain, seperti Putrajaya, PPU juga bisa diproyeksikan seperti Canberra. “Canberra lahir dari konsep Ibu Kota yang memiliki taman kota yang luas. Makanya Canberra mendapat julukan Garden City. Suasana di kota ini begitu menyejukkan, karena banyak taman-taman indah dengan pepohonan hijau,” ucap Gafur.
Gafur mengatakan, Panajam juga dapat mengusung konsep sejenis. Hanya saja, bila Canberra mengusung konsep Garden City, PPU bisa mengusung konsep forest city. Konsep ini cocok dengan posisi Kalimantan sebagai paru-paru dunia dan pro lingkungan. Selain itu, lokasi ibu kota baru ini, ujar dia, berada di ketinggian 25 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 75 mdpl. “Maka dengan tingkat kelerengan 16% hingga 25%, PPU memiliki geografis yang datar dan relatif aman dari bencana,” ucap dia.
Gafur mengatakan daerahnya sangat siap memenuhi kriteria yang diinginkan pemerintah pusat. “Semua kriteria kita punya. Termasuk soal luas lahan yang tersedia kita siap diadulah kira-kira. ‘Seberapa’ pun yang pusat minta kita siapkan,” ujar Gafur di Panajam, Kalimantan Timur, dalam keterangannya, hari ini.
Sejak 2018, pemerintah pusat sudah delapan kali mengunjungi daerahnya guna melakukan pengkajian lokasi. Kabupaten yang dipimpinnya, dinilainya sangat cocok menjadi ibu kota baru negara. Sebab, daerah ini memiliki luas lahan yang mencapai 3.333 kilometer persegi atau lebih luas dibandingkan Jakarta yang hanya memiliki luas 661,5 kilometer persegi.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan ibu kota Jakarta akan pindah ke luar Pulau Jawa. Kepastian itu diputuskan usai rapat pembahasan ibu kota baru di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/4). “Presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan ibu kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini dan tentunya akan dilanjutkan dengan rapat terbatas berikutnya,” ungkap Bambang.
Lebih lanjut ia mengatakan keputusan ini didasari oleh berbagai pertimbangan yang sudah dikaji oleh kementeriannya. Ibu kota baru harus memiliki lokasi strategis secara geografis, yaitu berada di tengah wilayah Indonesia.