Palm Hill Golf Club - Spin Golf menggelar kegiatan ngabuburit Gobar Par 3 pada medio Mei 2019 lalu. (Foto: Dokumentasi)

Fenomena Ngabuburit di Lapangan Golf

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Selama puasa Ramadan 1440 Hijjriyah fenomena ngabuburit di lapangan golf – khususnya dan terutama di kawasan Jabodetabek sekitarnya – mewarnai kehidupan sehari-hari para pegolf. Ibaratnya tiada hari tanpa ngabuburit.

Terlepas dari makna positifnya, diakui atau tidak, ngabuburit telah menjadi bagian dari gaya hidup komunitas golf yang berada di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Agenda tahunan bagi para management golf course tersebut, yang entah sejak kapan mulai menjadi trend tersebut, selain banyak mengundang minat para pegolf untuk berpartisipasi, event tersebut juga diminati oleh para sponsor.

Harga tiket atau undangan yang dipatok pun tidak terlalu mahal. Barangkali inilah yang membuat kegiatan ngabuburit tidak pernah sepi peminat. Minimal, dari data yang berhasil dihimpun independensi.com, setiap kegiatan tersebut digelar setidaknya ada ratusan peserta yang berpartisipasi.

Begitu besar antusias para pegolf untuk ngabuburit di lapangan golf sampai-sampai ada yang menggelar kegiatan tersebut sebanyak dua kali — seperti yang terjadi di Palm Hill Golf Club, Sentul – Bogor, Jawa Barat.

Yang menarik dari event ngabuburit tersebut adalah, jika permainan yang lazim berlaku biasanya para pegolf harus bermain menggunakan 72 par, maka demi “merangsang” minat para peserta ngabuburit sekaligus agar lebih challenging, ada beberapa lapangan golf yang menetapkan permainan hanya menggunakan 54 par. Selama event ngabuburit berlangsung para peserta hanya bermain di par 3. Event ini dikenal dengan istilah Gobar (Golf Bareng) Par 3.

Itulah salah satu daya tarik dari Gobar Par 3 karena setiap pegolf yang tampil dalam event tersebut memiliki peluang yang sangat besar untuk mencetak pukulan Hole in One. Berbeda dengan event reguler yang lazim menggunakan par 3, 4 dan par 5, hanya pegolf yang sedang berada dalam lindungan Dewi Fortuna sajalah yang beruntung bisa mencetak pukulan Hole in One.

Dan, seperti halnya pada event reguler umumnya, lapangan golf yang menggelar event ngabuburit Gobar Par 3 selain menyediakan hadiah kendaraan roda empat dan motor, juga menyediakan uang cash puluhan juta rupiah bagi peserta yang berhasil mencetak pukulan Hole in One. Meskipun begitu tidak berarti bahwa setiap event Gobar Par 3 digelar akan ada banyak pegolf yang berhasil mencetak pukulan Hole in One.

Agaknya, ungkapan bahwa hanya pegolf yang sedang berada dalam lindungan Dewi Fortuna-lah yang bisa mencetak pukulan Hole in One, pun masih mewarnai situasi dan kondisi event Gobar Par 3. Karena, hanya pegolf yang benar-benar sedang beruntunglah yang bisa melakukan sekali pukul bolanya langsung masuk ke dalam lubang!

Terlepas dari masalah tersebut, yang jelas event ngabuburit baik yang menggunakan par 72 maupun par 54, selama bulan suci Ramadan tahun ini tetap menarik minat para pegolf untuk berpartisipasi. Pasalnya, para pegolf yang tampil dalam event ngabuburit tersebut tidak semata-mata hanya untuk memburu hadiah berupa barang atau uang kontan yang nilainya jutaan rupiah.

Akan tetapi ada yang lebih utama dan bahkan penting dari itu semua. Yakni, berbagi berkat dengan sesama yang membutuhkan seperti, anak yatim, anak-anak di panti-panti asuhan serta kaum dhuafa lainnya yang bernaung di bawah yayasan, yang ada di kawasan Jabodetabek dan sekitarnya.

Sejak puluhan tahun yang lalu program ngabuburit tersebut digulirkan oleh para pengelola lapangan golf, perkumpulan golf dan komunitas peduli sosial lainnya di republik ini, memang selalu disertai dengan charity. Melalui program inilah (charity) dana yang terkumpul dari para pegolf disalurkan kepada anak yatim, anak-anak di panti asuhan dan kaum dhuafa lainnya.

Memang tidak ada hal yang lebih bermakna dari kehidupan ini selain saling berbagi berkat dengan sesama. Dan, berapa pun jumlah serta nilainya, sepanjang pemberian berkat tersebut didasari niat yang tulus, ikhlas, maka si penerima berkat tersebut senantiasa mengucap syukur yang disertai dengan doa dan harapan, agar kiranya para pemberi berkat tersebut tetap dipakai oleh Tuhan yang Mahakuasa untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. (Matthew Bagas Aryo)