Polri : Kami Tak Punya Tenaga dan Teknologi untuk Patroli Siber di Grup WhatsApp

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mabes Polri membantah telah melakukan patroli siber di grup-grup percakapan WhatsApp (WA). Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kepolisian tidak memiliki tenaga, personel, dan teknologi untuk memantau percakapan-percakapan tertulis via aplikasi pada telefon seluler (Hp) tersebut.

“Tidak ada yang namanya patroli (WA). Itu enggak mungkin juga dilakukan,” kata Dedi saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Dedi melanjutkan, melihat aktivitas masyarakat pengguna telepon genggam yang memasang aplikasi WA di seluruh Indonesia, patroli siber mustahil bisa dilakukan.

Saat ini kata Dedi, dalam catatan Polri ada sekitar 150 juta pengguna telepon genggam di dalam negeri. Akan tetapi, ada sekitar 330 juta telepon genggam aktif. Itu artinya ada satu orang memilik lebih dari satu atau dua telepon. Dari data tersebut, kata dia, hampir semua telepon aktif memasang aplikasi percakapan WA.

“Itu imposible kalau mau dilakukan patroli. Enggak cukup tenaga kita. Kita juga tidak punya teknologinya,” sambung Dedi.

Pemerintah sebelumnya mewacanakan untuk melakukan aktivitas pemantauan WA. Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko, pada Selasa (18/6) menyampaikan, mendukung upaya negara melakukan pemantauan aktivitas percakapan warga di grup-grup WA.

Dia mengatakan, pemantauan tersebut, demi keamanan negara. Pemantauan tersebut, diamanahkan kepada Polri lewat peran Direktorat Siber. Menteri Kominfo Rudiantara, sebagai otoritas telekomunikasi di Indonesia pun mendukung wacana tersebut.

Akan tetapi, Dedi melanjutkan, rencana patroli WA tersebut tak pernah dilakukan. “Saya ingin meluruskan. Kemarin saya sudah tanyakan ke Direktorat Siber, bahwa disampaikan patroli WA itu tidak dilakukan,” kata Dedi melanjutkan.

Dedi mengatakan, yanga ada saat ini Siber Polri melakukan patroli di platform media digital seperti medsos dan sejenisnya. “Dan ini (patroli di medsos) masih terus dilakukan,” ujar dia.

Patroli di medos, kata Dedi demi mengikis penyebaran hoaks atau kabar bohong yang masih marak di media sosial. “Termasuk konten-konten provokatif, dan SARA ini terus kita lakukan patroli,” ujar dia.

Dalam patroli itu, Dedi menerangkan, tak serta merta dilakukan penindakan. Karena tim Siber Polri, juga melakukan mitigasi atau pencegahan, dan edukasi, serta pemantauan. “Kalau semua itu sudah dilakukan, baru dilakukan penindakan,” tuturnya. (dan)