JAKARTA (IndependensI.com) – Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi merupakan gerakan sinergis yang mendorong pengguna internet/ netizen di Indonesia dalam menggunakan internet secara lebih bijak dan bertanggung jawab. Gerakan ini diinisiasi oleh beberapa Kementerian, komunitas/ organisasi, dan private sector. Siberkreasi yang dibentuk pada 27-29 Oktober 2017 di Jakarta, telah berhasil mewadahi 102 lembaga/komunitas dari berbagai unsur, menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 185.000 peserta aktif yang dikemas dalam program-program sinergi, dan menyebarluaskan 73 buku seri literasi digital yang telah diunduh sebanyak 180.000 kali.
“Hidup di era digital memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi, hingga mengolah berbagai informasi. Meskipun memudahkan kita dalam berinteraksi satu sama lain akibat mudahnya arus informasi di era digital, membuat kita juga harus menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era ini. Seperti rentannya penyebaran konten negatif melalui internet berupa hoax, cyberbullying, dan online radicalism. Siberkreasi sebagai gerakan nasional berupaya untuk menanggulangi hal-hal tersebut dengan melakukan literasi digital. Bersama siberkreasi kita mendorong netizen Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam menyebarkan konten positif secara konsisten di dunia maya. Sehingga dengan memanfaatkan perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang dan produktif di dunia digital.” ujar Menkominfo Rudiantara.
Beberapa program unggulan Siberkreasi antara lain, School of Influencer, Pandu Digital, Kreator Nongkrong, dan website literasidigital.id. Dengan website ini masyarakat mendapatkan pengetahuan seputar pendidikan digital, ekonomi digital, cybercrime, dan lain lain dalam bentuk buku, video, dan infografis yang dapat diunduh secara gratis. “Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di media sosial, baik yang positif maupun yang negatif. Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar masyarakat luas mampu memilih dan memilah konten serta memerangi info hoax, hate speech dan berita negatif lainnya. Ponsel dan internet itu ibarat pisau bermata dua, yang harus ditingkatkan adalah kemampuan kita untuk menggunakan internet secara baik.” imbuh Rudiantara.
Adapun Program Pandu Digital merupakan program bagi masyarakat umum khususnya pada hal community empowerment berbasis komunitas, collaborative engagement dengan menyebarluaskan pengetahuan etika digital, dan memperkuat ekonomi digital dengan roadmap e-commerce Indonesia. Sedangkan School of Influencer berfokus pada pengembangan konten positif di Internet dengan cara mengajak anak-anak muda Indonesia untuk memproduksi konten kreatif seperti video, gambar, artikel, blog atau vlog yang positif di Internet. Kreator Nongkrong adalah komunitas bentukkan Siberkreasi yang mewadahi para influencer/ konten kreator untuk saling bersinergi dan tetap produktif dalam memproduksi dan menyebarkan konten positif
Selain empat program di atas, salah satu program lain Siberkreasi adalah Siberkreasi Netizen Fair 2019 yang diadakan setiap tahun. Adapun gelaran Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan berlangsung di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta pada 5 Oktober mendatang. Kegiatan ini merupakan gelaran ketiga setelah dua tahun sebelumnya Siberkreasi Netizen Fair sukses digelar. Dengan mengangkat tema “Creator Generation” pada tahun ini, Siberkreasi Netizen Fair 2019 hadir untuk mengajak anak bangsa lebih bebas menuangkan kreativitas dalam berekspresi serta mendorong anak muda agar mampu memanfaatkan teknologi dengan memproduksi konten positif yang bisa berguna bagi banyak orang. Adapun perhelatan Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan digelar dalam bentuk konferensi workshop dan penghargaan Siberkreasi.
Wadah Pemanfaatan
Siberkreasi Netizen Fair 2019 menjadi wadah yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Yosi Mokalu, Ketua Divisi Kreatif GNLD Siberkreasi berpendapat “Siberkreasi Netizen Fair adalah event yang penuh dengan energi positif dari dunia siber. Mulai dari bermacam workshop, entertainment & penghargaan. Orang harus datang untuk mendapatkan inspirasi, ilmu & kreatifitas baru, jika ingin aktif berkontribusi dalam dunia siber,” ujar Yosi.
Untuk mengikuti Siberkreasi Netizen Fair 2019, masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis. Bagi yang ingin ikut serta, dapat mendaftar di website siberkreasi.id. Pendaftaran ditutup pada tanggal 25 September 2019, pada pukul 23.00 WIB. Tidak hanya memberi kesempatan bagi masyarakat yang ingin datang dan meramaikan Siberkreasi Netizen Fair 2019, masyarakat juga bisa berkontribusi dengan menjadi volunteer. Volunteer ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat berusia 19-24 tahun yang memiliki ketertarikan di dunia siber terutama seputar literasi digital dan konten positif. Cara mendaftarnya yaitu dengan membuka website siberkreasi.id, lalu mengisi formulir pendaftaran.