JAKARTA (IndependensI.com) – Tanpa terasa, Sarirasa Group telah mencapai usia 45 tahun. Sejak berdiri pada 1974, Sarirasa terus berbagi cerita tentang rasa kuliner yang ada di Nusantara.
“Di Indonesia, makanan bermakna lebih dari sekadar bahan pangan, tetapi juga mencerminkan adat istiadat dan sejarah bangsa. Selama 45 tahun ini, Sarirasa dengan berbagai brand-nya tetap berupaya untuk tetap menyajikan kuliner khas nusantara sebagai pokok bisnis kuliner kami,” kata Marketing Communication CV Sari Rasa Nusantara, Innez Junianthy, di gerai Sate & Seafood Senayan, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
“Strategi bisnisnya, kami tetap mempertahankan cita rasa dan tidak tenggelam pada sesuatu yang sudah kuno. Kami juga melakukan pembaruan. Kalau rasa dan makanannya tetap konsisten dengan sajiannya di era apapun. Itu yang menurut saya membuat Sarirasa mampu bertahan hingga kini,” ujarnya.
Inezz mengatakan bahwa untuk bisa mempertahankan cita rasa yang khas, Sarirasa Group memiliki cara sendiri, salah satunya dengan mendirikan pusat bumbu yang dinamakan dapur pusat. Dari situ bumbu-bumbu yang diolah di 50 cabang dengan brand berbeda-beda, rasanya akan sama.
“Kalau masaknya semua di store, tetapi kalau bumbunya semua kita di dapur pusat di Palmerah, karena kalau nanti rasanya beda-beda itu bisa ngerusak nama. Kami tetep menjaga nama dan rasa karena kmi juga bukan restoran franchise,” kata Innez.
“Semuanya dari dapur pusat supaya quality control-nya terjaga dan selalu segar. Salah satu yang membuat kami sampai saat ini bertahan adalah pelayanan dan keramah-tamahan khas Indonesia yang selalu dikedepankan. Pelanggan kami bisa merasa diterima dan dilayani layaknya ada di rumah sendiri,” tuturnya.
Sarirasa Group kini memiliki beberapa brand kuliner khas nusantara seperti Sate Khas Senayan, Sate & Seafood Senayan, TeSaTe, TeKoTe, Gopek, dan Gopek House. Menandai usianya yang ke-45, Sarirasa juga melakukan terobosan dengan membuat aplikasi di smartphone yang akan diluncurkan pada 21 Oktober 2019.