JAKARTA (IndependensI.com) – Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dede Manarolhuda Sulaiman mendapatkan gelar Profesor Riset di Bidang Teknologi Pantai dan Pelabuhan. Gelar tersebut dicapai atas inovasinya tentang teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (Pegar) untuk Pengendali Erosi Pantai.
Dede Manarolhuda Sulaiman merupakan Profesor Riset ke-20 di lingkungan Kementerian PUPR dan ke-535 secara nasional dari 8.709 Pejabat Fungsional Peneliti yang ada. Pengukuhan gelar profesor dilakukan oleh Ketua Majelis Profesor Riset Prof. Dr. Ing. Habil Andreas Wibowo, ST. MT dan disaksikan langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Dalam sambutannya, Menteri Basuki mengatakan teknologi Pegar yang diinisasi oleh Dede Sulaiman merupakan salah satu contoh produk riset Kementerian PUPR yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu juga Teknologi Pegar menjadi salah satu pedoman di bidang pantai di Indonesia serta telah diterbitkan beberapa buku yang sudah dipatenkan.
Teknik Pegar dapat mengurangi erosi, abrasi, dan akresi pada pesisir pantai akibat perubahan dinamika garis pantai. Berdasarkan penelitian Kementerian PUPR, persebaran penduduk di Indonesia yang tinggal di daerah pantai sebanyak 60% berada dalam radius 50 km dari garis pantai.
“Saya kira ini banyak sekali manfaatnya, khususnya untuk infrastruktur Kementerian PUPR yang berada di tepi pantai, misalnya jalan-jalan di Bengkulu itu runtuh karena ada abrasi pantai. Jadi teknologi ini seperti reklamasi alamiah,” terang Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengapresiasi prestasi Jabatan Fungsional Peneliti tertinggi yang telah dicapai oleh Dede Sulaiman sebagai Profesor Riset. Menurutnya capaian tersebut sejalan dengan Visi Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin pada 5 tahun ke depan tentang peningkatan Reformasi Birokrasi ASN yang lebih mengutamakan Jabatan Fungsional dengan keahlian dan kompetensi dalam mencapai SDM unggul, untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.
“Saya sering menyampaikan kalau di PUPR pejabat struktural itu bagian terluar organisasi (casing), sementara pejabat fungsional termasuk peneliti menjadi bagian intinya. Kedepan pejabat fungsional dan peneliti harus menjadi motor penggerak dari suatu organisasi, termasuk di Kementerian PUPR,” kata Menteri Basuki.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki mendorong para peneliti di lingkungan Kementerian PUPR untuk terus menghasilkan produk riset yang dapat diimplementasikan secara luas sehingga memiliki manfaat bagi masyarakat dan turut mendukung kemajuan bangsa. “Tujuan penelitian bukan hanya untuk mencapai profesor berdasarkan capaian tertinggi dari keilmuan tapi harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Menteri Basuki.
Dalam orasi ilmiahnya, Dede menyampaikan dari hasil penelitian sedikitnya 40% dari 81 ribu km pantai di Indonesia, rusak akibat abrasi. Tergerusnya tepian pantai diakibatkan adanya ketidakseimbangan angkutan sendimen di pantai. “Teknik Pegar merupakan struktur pemecah gelombang lepas pantai yang berperan mengendalikan dan mengedepankan transpor sendimen di pantai untuk membentuk pantai baru yang lebar,” tutur Dede.
Menurut Dede, teknik ini telah diujicoba di Bali tepatnya di Pantai Pebuahan, Jembrana dan terbukti dapat melunakkan arus gelombang pantai dengan menyeimbangkan gelombang arusnya serta menjaga sedimentasi pantai. Salah satu keunggulannya adalah life cycle cost serta terbukti dapat mengurangi erosi pantai dan menambah lebar pantai rata-rata sekitar 75 meter dalam kurun waktu kurang dari satu musim.
Turut hadir dalam acara, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Sc, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Hari Suprayogi, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Lolly Martina Martief, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Luthfiel Annam Achmad, dan Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Lukman Hakim. (***)