Ratusan Warga negara Indonesia (WNI) yang sudah habis izin tinggal di Malaysia tidak bisa pulang karena kebijakan lockdown dan terpaksa tidur di emperan toko di Pelabuhan Muar Malaysia

Ratusan WNI ‘Terlantar’ di Pelabuhan Muar – Malaysia

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk diantaranya 57 orang warga Riau, ‘terlantar’ di Pelabuhan Muar, Johor – Malaysia. Warga Negara Indonesia itu sebagian berasal dari Dumai, Bengkalis dan provinsi lainnya di Indonesia.

Sejak Sabtu (21/3/2020) dini hari mereka ada di pelabuhan. Sebagian ada yang tidur  di penginapan, namun sebagian besar terpaksa tidur dibelakang ruko, sekitar pelabuhan fery di Muar. Menumpuknya WNI di Pelabuah Muar, disebabkan kebijakan yang dibuat otoritas Malaysia.

Pemerintah Malaysia membuat  aturan di mana semua warga negara luar,  termasuk Indonesia agar keluar dari Malaysia untuk mengatasi semakin merebaknya pandemik virus corona.

Pada awalnya, otoritas pemerintahan Malaysia mengeluarkan kebijakan yang mengijinkan warga negara asing yang masih memiliki izin tinggal di negara itu. Akan tetapi, hari Kamis 19 Maret 2020, pemerintah Malaysia menerbitkan kebijakan baru yang menyatakan warga negara asing yang ijin tinggalnya segera habis, agar keluar dari Malaysia.

Akibatnya, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) memilih ingin pulang melalui Pelabuhan Muar tujuan Selat Baru-Bengkalis, Riau. Ironisnya, pintu masuk ke Indonesia lewat Pelabuhan Selatbaru Bengkalis, sudah ditutup seiring kebijakan lockdown yang diberlakukan negara Malaysia dan Singapore.

Terdampar di Pelabuhan Muar

Ratusan WNI tersebut kebingungan dan mencoba berusaha pulang melalui pelabuhan Batam, namun arahan kedutaan besar Indonesia di Malaysia menyampaikan bahwa, kapal fery yang berangkat tujuan Kepulawan Riau, hanyalah mengangkut warga Kepri sendiri, diluar itu ditolak.

Akibatnya para WNI yang ingin pulang tersebut, semakin kebingungan karena belum adanya kepastian kapan bisa kembali ke Indonesia. Informasi itu disampaikan Purwaji- Ketua Pimpinan Wilayah GP Anshor Provinsi Riau kepada sejumlah wartawan di Pekanbaru Sabtu, (21/3/2020) siang, setelah dihubungi rekannya bernama Willy dari Muar, Johor-Malaysia.

Menurut Purwaji, berdasarkan penjelasan Willy melalui telepon selulernya dari Pelabuhan Muar, nasib ratusan WNI yang saat ini kebingungan di pelabuhan Muar, Johor Malaysia, belum jelas.

Hal itu disebabkan Pemerintah Provinsi Riau telah memberlakukan lockdown dari Negara tetangga Malaysia dan Singapore sebagai antisipasi penyebaran virus corona (covid-19).

”Saat ini kami terkurung di Pelabuhan Muar, Johor-Malaysia, tidak bisa kembali ke Indonesia. Kami berharap kebijakan dan bantuan dari Presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi dan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau supaya bisa keluar, agar kami juga tidak terkena virus corona,” ujar Purwaji menirukan ungkapan Willy.

Dikatakan Purwaji, pihaknya sempat menghubungi Gubernur Riau Syamsuar dini hari tadi untuk mencari jalan keluar bagaimana caranya agar ratusan WNI yang saat ini tidak bisa pulang ke Indonesia.

Bahkan menurut Purwaji, jika Willy bersama ratusan rekannya di-ijinkan pulang, mereka bersedia di karantina untuk mengantisipasi berjangkitnya virus corona asalkan bisa pulang ke Indonesia dan tidak terlunta-lunta di negara asing. Sebab, mereka saat ini hanya tidur di emperan rumah toko (ruko) dan sebagian lagi di lorong-lorong tokonya

Menyikapi keluhan ratusan WNI diantaranya 57 orang warga Riau yang saat ini terkatung-katung tidak bisa kembali ke Indonesia, Gubernur Riau Syamsuar saat dikonfirmasi wartawan Sabtu (21/3/2020) sore mengatakan bahwa, sebelum negara tetangga memberlakukan lockdown, pihaknya sudah memberikan tenggat waktu agar WNI termasuk puluhan warga Riau dapat kembali hingga 20 Maret 2020 lalu.

Sekarang menurut mereka jadi terkurung di sana karena visa atau ijin tinggal akan segera habis. Namun demikian, kita sudah koordinasi dengan Konsulat Malaysia agar membantu perpanjangan ijin tinggal mereka di Malaysia hingga keadaan stabil, dan pihak konsulat sudah menyanggupinya.

“Pemprov Riau tidak ingin menelantarkan atau menghalangi mereka kembali ke tanah air, namun semua ini kita lakukan untuk kebaikan bersama antar kedua Negara,” kata Suamsuar. (Maurit Simanungkalit)