PEKANBARU (Independensi.com) – Sembahyang kubur atau Cheng Beng adalah tradisi warga keturunan Tionghoa yang setiap tahun dilakukan di awal bulan April.
Pada saat Ceng Beng, ribuan warga biasanya memadati pemakaman, untuk memberi penghormatan terhadap jasa-jasa orang tua dan leluhurnya.
Mereka membersihkan makam, bersembahyang, meninggalkan karangan bunga, makanan dan uang kertas di kuburan orang yang dihormati.
Di Provinsi Riau, pelaksanaan Ceng Beng yang biasanya ramai terdapat di Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis, Bagan Siapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Selat Panjang Kabupaten Meranti dan di Kota Pekanbaru.
Terkait pelaksanaan tradisi sembahyang kubur atau Ceng Beng di awal bulan April tahun 2020 ini, Peng Suyoto – Ketua Dewan Pembina Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau mengatakan tidak ada kegiatan di luar.
Peng Suyoto yang juga merupakan Anggota Dewan Pembina Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi (YSPBA) Kota Pekanbaru kepada Independensi.com menjelaskan, sebagai upaya mengurangi dampak penyebaran virus corona (Covid-19).
Kebijakan itu sekaligus mendukung himbawan pemerintah, maka seluruh warga dihimbau untuk tidak melaksanakan upacara Ceng Beng. “Upacara Ceng Beng tahun 2020 dilaksanakan dirumah saja,” tegasnya.
Menurut Peng Suyoto, beberapa minggu lalu, pihaknya sudah mengirimkan surat himbauan kepada seluruh keluarga besar Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi (YSPBA), dalam menyambut upacara Ceng Beng tahun ini YSPBA tidak melaksanakan acara di area pemakaman.
Setiap keluarga agar menyelenggarakan persembahyangan dirumah masing-masing saja, dengan tata cara sesuai agama/kepercayaan/adat masing-masing.
Selain itu, jika ada keluarga yang tetap ingin melaksanakan ziarah makam, maka YSPBA Pekanbaru mengingatkan dan meminta agar tetap memperhatikan himbauan pemerintah.
Adapun himbauan pemerintah kata Peng Suyatno, agar tidak berkumpul dalam jumlah orang yang banyak dan sebaiknya lansia dan anak-anak tidak ikut.
Menjaga jarak dengan orang lain, meningkatkan kebersihan diri dengan cara mencuci tangan, dan bagi orang yang kurang sehat agar tidak ikut dalam kegiatan.
Bahkan menurut Suyatno, himbauan ini merupakan tindak lanjut pemberitahuan yang sudah disampaikan terdahulu.
Pihaknya menghimbau agar dalam melakukan upacara penghormatan leluhur, digelar dirumah masing-masing saja.
Hal itu bertujuan menghindari keramaian di areal pemakaman demi kebaikan bersama, kata Peng Suyoto.
Sementara Gubernur Riau H Syamsuar di Pekanbaru kepada wartawan menyampaikan bahwa, pihaknya sudah meminta para kepala daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau agar melakukan tindakan antisipasi pada pelaksanaan tradisi ‘sembahyang kubur’ warga Tionghoa didalam mencegah penyebaran virus corona atau covid-19.
Pelaksanaan Ceng Beng biasanya ramai, kita bukan melarang tapi harus diatur jarak aman agar tidak berkerumun.
“Tolong antisipasi sembahyang kubur, setidaknya dilihat, jaraknya diatur serta diberi pemahaman. Biasanya yang ramai di Sungai Pakning, Bagansiapiapi, Selatpanjang dan Pekanbaru,” kata Gubri.
Pada kesempatan terpisah, Suyatno Bupati Rokan Hilir di Bagansiapiapi kepada wartawan mengatakan, pihaknya sudah meminta pengertian warga Tionghoa, agar menunda pelaksanaan Ceng Beng dan Bakar Tongkang dimana acaranya biasa digelar secara berdekatan.
Dalam beberapa hari terahir ini, sejumlah warga Tionghoa sudah berdatangan ke Bagansiapiapi untuk melaksanakan Ceng Beng.
Sehingga dalam mengantisipasi penyebaran virus corona bagi warga yang datang dari luar daerah melakukan sembahyang kubur atau Ceng Beng.
Di setiap pintu masuk kota Bagansiapiapi, sudah dilakukan cek kesehatan suhu oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Rohil, Kantor Kesehatan Pelabuhan dibantu aparat TNI dan Polri. (Maurit Simanungkalit)