Panen Cabai Rawit di demonstration plot (demplot) Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Meski Didera Pandemi Covid-19, PG Ajak Petani Tetap Produktif

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Panen cabai rawit hasil pemupukan berimbang perpaduan pupuk ZA dan Petroganik dengan pupuk non-subsdi NPK Phonska Plus, di demonstration plot (demplot) Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Digelar Petrokimia Gresik perusahaan Solusi Agroindustri, anggota holding Pupuk Indonesia.
Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menyatakan bahwa hasil panen cabai rawit kali ini mencapai hasil 5,2 ton per hektar atau meningkat 62,5 persen dari rata-rata kebiasaan petani setempat yang hanya memperoleh 3,2 ton per hektar.
“Ini merupakan hasil luar biasa, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, pemupukan menggunakan NPK Phonska Plus mampu meningkatkan produktivitas cabai rawit hingga 2 ton per hektar,” ujarnya, Selasa (12/5).
Kegiatan ini, lanjut Digna, adalah salah satu bukti bahwa upaya pemenuhan stok pangan nasional, khususnya cabai rawit, tetap berjalan meskipun Indonesia tengah menghadapi wabah covid-19.
Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang menginstruksikan agar BUMN bidang pangan selalu mempertahankan ketersediaan stok pangan dan bahan pokok, serta menjaga penyalurannya selama pandemi Covid-19,” tuturnya.
“Cabai rawit adalah salah satu tanaman hortikultura strategis nasional, yang menjadi bahan pendukung berbagai industri makanan. Karena, berdasarkan data BPS yang dirilis tahun 2019, panen cabai rawit nasional pada tahun 2018 mencapai 1,34 juta ton, atau terbesar nomor tiga setelah bawang merah dan kubis,” ungkapnya.
“Maka untuk menjaga bahkan meningkatkan produktivitas cabai rawit secara nasional, diperlukan pasokan pupuk yang berkualitas,” ucapnya.
Digna menambahkan, bahwa keunggulan NPK Phonska Plus adalah adanya kandungan mineral Zinc. Yaitu, unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
“Pupuk ini semakin relevan, mengingat kandungan Zinc pada lahan pertanian di Indonesia sudah sangat berkurang. Kandungan Zinc inilah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi,” tegasnya.
“Kami berharap pola pemupukan pada demplot ini, dapat diterapkan oleh para petani cabai rawit lainnya,” harapnya.
“Kegiatan panen ini dilaksanakan sesuai protokol pencegahan Covid-19, dengan melibatkan berbagai elemen di sektor hulu pertanian. Mulai, pengecer, distributor dan Petrokimia Gresik selaku produsen pupuk sebagai bentuk dukungan kepada para petani,” urainya.
Selain panen cabai rawit, dalam kesempatan ini perusahaan bekerja sama dengan distributor utama NPK Phonska Plus juga memberikan bantuan paket sembako berisi beras dan minyak goreng, serta Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker untuk mencegah penularan Covid-19 di sektor hulu pertanian,” tukasnya.
“Kami berharap, bantuan tersebut dapat bermanfaat serta memperkuat optimisme para petani dalam menjalankan kegiatan pertanian demi menjaga ketersediaan pangan nasional,” tandasnya.
“Petrokimia Gresik memiliki Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP), yang tersebar di seluruh Indonesia dan siap membantu pemerintah dalam mengawal pemupukan. Serta pengendalian hama bagi petani, sekaligus menekan laju penularan Covid-19 di sektor hulu pertanian,” pungkasnya. (Mor)