BEKASI (IndependensI.com)- Wali Kota Bekasi Bapak Rahmat Effendi mengungkapkan, kajian ilmiah di Bekasi berdasarkan hasil analisis Tim Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI ) Pandu Riono dan Tim bahwa Kota Bekasi bisa melakukan relaksasi atau pelonggaran pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini dilaksanakan.
Hasil kajian epidemiologi mengungkap pada Mei 2020, angka reproduksi/ tingkat penularan awal virus corona penyebab Covid-19 (Rt) di Kota Bekasi saat ini adalah 0,91, dan angka ini turun drastis dari angka sebelumnya yang mencapai 9 pada April 2020. Maka harus terus diusahakan untuk terus turun karena Kota Bekasi mampu melakukannya.
Artinya, jika sebelumnya satu orang bisa menulari 9 orang pada awal Pandemi Covid-19, maka saat ini berkat segala upaya yang dilakukan. Angka ini dapat ditekan , dimana satu orang mampu menularkan satu orang . Angka reproduksi (Rt) saat ini berada diangka 0,91 masuk dalam kategori angka ideal yaitu dibawah satu. Artinya penyebaran virus dalam posisi terkendali, ujar Kabag Humas Pemkot Bekasi, Sayekti Rubiah, Rabu (10/6/2020).
Jika pada awalnya masyarakat Kota Bekasi sangat aktif dalam pergerakan, maka pada saat pelaskanaan PSBB terjadi penurunan sehingga tingkat penularan Covid-19 dapat ditekan . Hal ini terjadi karena dengan kerjasama semua pihak.
Pada masa PSBB masyarakat patuh terutama bulan April warga yang tinggal di rumah, hampir 100%. Hal ini dilakukan dengan mengamati pergerakan orang melalaui google di Kota Bekasi, hanya pada akhir Mei pergerakan ini naik karena ada aktifitas dimasa Idul Fitri dan ini terjadi pada daerah perbatasan.
Pada prinsipnya, makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan,
Pandu Riono mengapresiasi Pemkot Bekasi dan seluruh warganya yang telah disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan selama PSBB. Ia mengimbau untuk terus disiplin karena hal itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan saat pandemik ini.
Berdasarkan hasil analisa terlihat bahwa peningkatan pemeriksaan Laboratorium di Kota Bekasi dapat menekan angka kasus dan angka kematian, karena banyak kasus yang ditemukan dalam konsi sedini mungkin dan pasien tapat ditangani dengan baik dan tidak mengalami perburukan .
Berdasarkan analisa diatas, maka pada saat ini Kota Bekasi sudah bisa melakukan pelonggaran PSBB secara bertahap karena sesuai situasi PSBB tidak dapat langsung diakhiri hanya dapat dilonggarkan (bukan diakhiri) tergantung dari kondisi epidemi dan dapat diketatkan kembali jika situasinya kembali tidak terkendali selama vaksin belum ditemukan, kondisi inilah yang akan terjadi.
Kita harus hidup dalam kondisi normal baru
Saat ini Kota Bekasi sudah bisa memasuki masa penggoaran karena :
1. Secara Epidemiologi sudah ada pengurangan jumlah kasus, suspek dan kematian yang diduga karena COVID-19 dalam kurun waktu paling sedikit 14 hari
2. Jumlah tes dan contact tracing bertambah
3. Proporsi di rumah aja bertambah
4. Proporsi cuci tangan bertambah
5. Penggunaan masker bertambah
6. Fasilitas kesehatan berupa peningkatan kapasitas ventilator dan tenaga kesehatan, jumlah APD memadai.
Pada tahap penggoran di Kota Bekasi beberapa kegiatan diperkenankan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, menjaga jarak dan membatasi aktifitas maka :
1. Membatasi kerumunan orang termasuk acara keagamaan, kegiatan olahraga, dan konser musik.
2. Restaurant, kedai kopi boleh buka
3. Mal , pusat perbelanjaan, pasar non-pangan
4. Salon, RS kecantikan, dan tempat cukur
5. Pabrik yang berproduksi non-medis
6. Sekolah sudah boleh di buka
Pada tahap pelonggran ini maka seluruh pihak baik pemerintah dan masyarakat harus mematuhi aturan yang ada.
Pelaksaan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga dan tidak terlalu banyak berkerumun. (adv/humas/jonder)