Para pegiat Institut Faqih Usman Gresik Jawa Timur saat memaparkan sistem sekolah virtual berparadigma literasi

Dampak Pandemi Covid-19, IFU Gresik Gagas Sekolah Virtual Berparadigma Literasi

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Menyikapi keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang memperpanjang kebijakan belajar dari rumah bagi pelajar disegala tingkatkan. Dengan muncuatnya ide pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran daring (dalam jaringan atau online).
Dampak dari Pandemi Covid-19, yang diprediksi masih akan berlangsung lama di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Membuat Institut Faqih Usman (IFU) Gresik Jawa Timur, melakukan upaya terobosan dengan mengembangkan sistem sekolah virtual berparadigma literasi untuk mengaktualisasikan gagasan Kemendikbud tersebut.
Koodinator Divisi Pelatihan Institut Faqih Usman, Juanto mengatakan masyarakat harus menyadari bahwa sesungguhnya transformasi pendidikan adalah keniscayaan ditengah perkembangan era atau zaman.
“Mau ada pandemi atau tidak, masa depan model pembelajaran adalah menggunakan model PPJ secara digital. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan kebutuhan dan kultur masyarakat,” ujarnya kepada Independensi.com, Senin (13/7).
“Kami membaca dua fenomena. Di satu sisi pandemi ini memaksa kita mengalami disrupsi pendidikan lebih cepat dari perkiraan. Di sisi lain sistem dan masyarakat belum siap menghadapi perubahan ini,” tuturnya.
Aplikasi Sekolah Virtual yang digagas Institut Faqih Usman, lanjut Juanto menggunakan “konsep pembelajaran berparadigma literasi mandiri” yang dikembangkan oleh Sekolah Menulis Inspirasi.
“Aplikasi ini sedang dalam tahap pengembangan dan ditargetkan rilis pada akhir bulan Agustus mendatang. Serta, kita target pada tahun pelajaran ini, sekolah-sekolah yang siap melakukan transformasi bisa mengimplementasikannya,” ungkapnya.
“Keunggulan sistem ini, dianggap bisa mengatasi persoalan seputar PJJ Daring selama ini. Mulai dari yang sifatnya teknis seperti kuota yang besar dan pola yang tidak jelas hingga yang bersifat filosofis. Seperti, paradigma konvensional yang sudah tidak relevan namun tetap dipaksakan,” paparnya.
Senada juga disampaikan Founder Sekolah Menulis Inspirasi, Ahmad Faizin Karimi yang menilai perubahan era harus pula diimbangi dengan inovasi sistem sesuai dengan masanya.
“Dunia sudah berubah, maka saat ini yang dibutuhkan adalah kompetensi, bukan sekedar angka-angka dari hasil ujian yang tidak relevan. Karenanya pembelajaran mandiri berparadigma literasi yang mendorong peserta didik memiliki portofolio, itulah yang perlu dikembangkan,” tandasnya.
Di antara keunggulan sistem ini, menurut pria yang berprofesi sebagai konsultan Literasi dan indie publisher itu adalah meminimalisir beban administrasi pembelajaran. Mulai dari presensi, hingga penilaian disederhanakan tidak kuantitatif namun kualitatif.
“Prakteknya, dalam tiap topik pembelajaran nanti memungkinkan guru berkolaborasi sehingga mereduksi beban belajar siswa. Bahkan nantinya, akan kami kembangkan kolaborasi pembelajaran lintas sekolah. Juga dari tiap topik bisa digenerate menjadi kompilasi portofolio yang bisa dipublikasikan melalui berbagai platform,” pungkas penulis dan pegiat literasi ini.
Untuk diketahui, Institut Faqih Usman merupakan komunitas peneliti yang dibentuk oleh Bidang Riset PDPM Gresik bersama komponen AMM lainnya. Dengan visi mengarusutamakan dakwah berbasis data dan mengembangkan pembaruan gerakan dakwah sesuai kebutuhan zaman. (Mor)