PEKANBARU (Independensi.com) – Proses pelaksanaan pembangunan Kawasan Industri Tenayan (KIT) di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, Riau, ditengarai menimbulkan berbagai masalah baru.
Selain tumpang tindih kepemilikan lahan antara masyarakat dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, dua pengusaha berkantong tebal yaitu Edi Surianto dan Meryana, disebut-sebut juga turut melakukan klaim terhadap ratusan hektar lahan milik masyarakat di kawasan itu.
Sebenarnya, permasalahan lahan di Kawasan Industri Tenayan tidak akan terjadi, jika Pemerintah Kota Pekanbaru benar-benar hanya mengelola lahan yang dibeli dari Robert Sanuri.
Ironisnya, di atas lahan milik masyarakat sengaja di dirikan plang atas nama Pemko Pekanbaru, karena lahan yang dibeli dari Robert Sanuri, diduga erat sudah menjadi milik oknum-oknum tertentu. Akibat klaim serampangan ‘ala’ Pemko Pekanbaru dan Edi Surianto serta Meryana itu, masyarakat rugi.
Lebih tragis lagi, Pemerintah Kota Pekanbaru dengan gaya ‘bar bar’ melakukan pembersihan galian parit diatas tanah masyarakat dengan klaim sepihak menyatakan lahan tersebut merupakan milik Pemko Pekanbaru.
“Sadis dan kejam, lahan kami dirampas”. Demikian rangkuman penjelasan yang disampaikan Rudy Kelana, Muhd Ujang Alinun gelar Datuk Muda dan Muhd Diah alias Atan saat dihubungi Independensi.com secara terpisah di Tenayan – Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, Riau Sabtu, (15/8/2020).
Menurut Rudy Kelana, sebagaimana kejadian beberapa hari lalu, pihaknya sempat melarang bahkan mengusir petugas dari Pemko Pekanbaru yang melakukan penggalian dengan alasan cuci parit diatas lahan keluarganya.
Saya meminta kepada petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mengawas pekerja, agar menghentikan operasi membersihkan galian parit diatas lahan milik keluarga kami.
Saat itu kata Rudy Kelana, para petugas Satpol PP itu berdalih bahwa mereka bekerja sesuai perintah Walikota Pekanbaru dan menyatakan bahwa lahan yang dikerjakan milik Pemko Pekanbaru.
Selain Pemko Pekanbaru kata Rudy Kelana lagi, ada dua nama pengusaha berkantong tebal di Pekanbaru yaitu Meryana dan Edi Surianto, cenderung melakukan klaim sepihak terhadap lahan dikawasan Tenayan.
Pengusaha berkantong tebal itu tidak segan-segan menggali parit hingga menanam kelapa sawit diatas lahan milik masyarakat. Jika ada masyarakat keberatan, di usir dengan menggunakan tenaga oknum-oknum tertentu dan preman.
Lebih lanjut Rudy menjelaskan, pihaknya kemarin menemukan lahan yang di klaim perkebunan kelapa sawit milik Meryana. Sungai yang selama ini menjadi batas alam, ditimbun, sehingga batas alam itu saat ini sudah hilang.
Kenyataan penghilangan batas alam itu dapat dilihat secara kasat mata di Suak Loteng yang tidak jauh dari Suak Naga Belingkar. Padahal kata Rudy Kelana anak mantan Wali Siin itu lagi, sepanjang pengetahuan kami selaku warga yang lahir dan besar di Tenayan, lahan disekitar Suak Loteng itu sejak tahun 80-an merupakan milik Raja Rosnaini adik Raja Thamsir Rachman, kata Rudy.
Keterangan hampir senada juga disampaikan Muhd Ujang Alinun gelar Datuk Muda pada Batin Tenayan. Menurutnya, keserakahan oknum—oknum di pihak Pemko Pekanbaru jelas terlihat dari penguasaan lahan dikawasan Tenayan, bahwa yang di plot itu pada umumnya milik masyarakat.
Lahan yang akan diperuntukkan untuk kawasan industri tenayan (KIT) itu merupakan tanah ulayat Batin Tenayan yang sudah jelas peruntukannya bagi anak – kemanakan Batin Tenayan. Perlu diketahui kata Ujang, bahwa kawasan industri untuk anak-kemanakan luasnya sekitar 200 hektar, baru dikelola sekitar 80 hektar oleh kelompok tani Batin Tenayan.
Ditanya terkait Pemerintah Kota Pekanbaru yang melakukan klaim telah melakukan ganti rugi hingga ratusan hektar, menurut Ujang hal itu perlu dibuktikan ke-absahannya.
Jika benar Pemko Pekanbaru telah melakukan ganti rugi terhadap lahan atas nama Robert Sanuri, dimana lahan yang diganti rugi itu, harus jelas, jangan asal klaim sehingga bisa merugikan masyarakat, ujar Ujang dengan mimik serius.
Sebab kata Datuk Muda Batin Tenayan ini lagi, didaerah Tenayan tidak ada lagi hutan, umumnya sudah dimiliki masyarakat untuk bertanam sayuran maupun palawija.
Selain Pemko Pekanbaru yang ‘mempertontonkan’ keserakahan terhadap lahan milik masyarakat, hal sama juga dilakukan dua pengusaha berkantong tebal yaitu Edi Surianto dan Meryana. Mereka tidak segan-segan meratakan lahan masyarakat yang sudah ditanami kebun kelapa sawit maupun tanaman lainnya.
Sebagaimana disampaikan Muhd Diah biasa dipanggil Atan, menurutnya kedua pengusaha itu terkenal kebal hukum dalam merampas tanah masyarakat di kawasaan Tenayan.
Mereka itu cenderung mengambil paksa lahan masyarakat dengan pengawalan oknum-oknum tertentu, bahkan mereka tidak jarang mengerjakan lahan itu dimalam hari.
Siangnya kita lihat belum ada pagar ataupun galian parit, besoknya sudah timbul parit beton maupun galian parit pakai alat berat. Kalaupun perlakuan Edi Surianto yang cenderung bentuk perampasan itu kita laporkan ke Polisi, tidak pernah membuahkan hasil.
Itu sebabnya persoalan yang kami hadapi saat ini, kami laporkan lewat Komisi I DPRD Kota Pekanbaru. Mudah-mudahan para wakil rakyat itu mendengar jeritan hati para masyarakat yang saat ini tertindas di Tenayan ini, kata Atan berharap.
Disaat kekecewaan masyarakat Tenayan terkait galian parit yang dilakukan aparat Pemko Pekanbaru yang disebut-sebut diatas lahan masyarakat di konfirmasi Independensi.com kepada Plt Sekdako Pekanbaru Muhammad Jamil melalui Whatsaap, hingga berita ini naik cetak, belum dijawab.
Sama halnya plang Pemko Pekanbaru yang di dirikan diatas tanah masyarakat, dan klaim Batin Tenayan terhadap lahan kawasan KIT hingga lahan yang dibeli Pemko Pekanbaru dari Robert Sanuri dipertanyakan kepada Muhd Jamil selaku Plt Sekdako Pekanbaru, tidak dijawab.
Hal sama juga terjadi saat Edi Surianto dan Meryana di konfirmasi melalui telepon selulernya, tidak diangkat. (Maurit Simanungkalit)
Kami keluarga besar hinduk talang batin tenayan datuk H. M. Siin bin banjar mengucapkan terimakasih kepada bapak maurit simanungkalit .
Mudah mudahan jeritan kami keluarga datuk batin mendapat jalan keluar agar kami tidak di tindas dan tidak dijajah, suku melayu akan di pertahankan terimakasih