JAKARTA (Independensi.com) – Dampak erupsi Gunung Sinabung beberapa tahun silam, banyak warga Karo yang bermukim di sekitarnya terpaksa mengungsi, baik mengungsi sementara maupun mengungsi secara permanen. Salah satunya yang mengungsi permanen yakni Danovan Sembiring Meliala, warga Desa Tiga Serangkai, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
Danovan bersama keluarga harus mengungsi dan memutar otak, agar bisa tetap bisa eksis pascameletusnya Gunung Sinabung. Seperti warga lainnya yang menjadi korban Sinabung, Danovan juga kehilangan semuanya, terutama mata pencaharian sebagai petani. “Pokoknya disuruh mengungsi kita ikut saja anjuran pemerintah,” kata Danovan yang beristrikan Meisarah Beru Tarigan dan telah dikarunia dua orang anak.
Mereka berempat ikut mengungsi di Kota Kabanjahe. Di pegungsian kondisi serba minim dan membuat banyak warga ke luar masuk pengungsian kala itu. Situasi di pengungsian memang berat dan tidak punya masa depan. Artinya tidak ada kejelasan.
Bertahan terus dipengungsian tidak mungkin, karena hanya mengandalkan jatah hidup dari pemerintah. Karena itu saya merantau ke desa lain yang jauh dari dampak erupsi Gunung Sinabung. “Namun hasil yang dicapai dengan mengontrak lahan milik orang di daerah tidak juga bisa membantu memperbaiki nasib,” tutur Danovan, putra Karo kelahiran 9 Januari 1984 tersebut.
Di tengah kesulitan hidup seperti itu, Danovan membuat minyak urut Karo untuk keluarga sendiri. Tidak ada maksud untuk berjualan, tapi digunakan sendiri saja. “Pada awalnya minyak urut saya buat digunakan untuk kepentingan keluarga sendiri. Waktu itu sekitar tahun 2007,” kata Danovan kepada Independensi.com baru-baru ini.
Namun dalam perjalanannya, tutur Danovan, banyak keluarga dan tetangga yang meminta minyak juga. Katanya minyak saya sangat bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam keluhan. Setelah mereka pakai minyak yang saya buat, banyak yang ketagihan. Lalu minta lagi. Nah, kalau minta terus mereka tidak enak, sebab mereka tahu ada bahan yang harus dibeli.
Lalu setiap mau mengambil minyak, ada yang memberikan sejumlah uang. Tidak ada patokan harga, tetapi mereka selalu memberikan uang ganti beli bahan minyak. Setiap kali mereka datang mau meminta minyak, mereka juga menyarankan untuk selalu menyediakan stok di rumah. “Karena dorongan keluarga dan tetangga itulah saya meyakinkan diri untuk membuat minyak urut Karo,:” kata Danovan.
Namanya di kampung tetap saja pendapatan dari minyak itu tidak seberapa. Jadi, kondisi kehidupan keluarga tetap tidak berubah. Karena satu dan lain hal, Danovan berinisiatif merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Danovan pun tinggal di daerah Bekasi, Jawa Barat.
Setelah beberapa waktu tinggal di Bekasi, tepatnya tahun 2013 lalu, Danovan akhirnya berinisiatif membuat kembali minyak Karo untuk dijual kepada komunitas masyarakat Karo di Jabotabek.
Dalam beberapa waktu kemudian minyak Karo itu di jual di warung-warung komunitas Karo seperti BPK maupun Lapo Batak Toba. Respon masyarakat sangat baik dan produk minyak Karo buatan Danovan Sembiring Meliala semakin dikenal di kalangan warga Karo Jabotabek.
Di luar masyarakat Karo juga secara perlahan mulai dikenal. Pembeli ada dari luar kota seperti Papua, Kalimantan dan juga daerah lainnya. Tapi belum signifikan lah penjualannya untuk masyarakat di luar masyarakat Karo, karena butuh pengenalan produk.
Namun satu hal yang patut disukuri, berdasarkan info dari pembeli, minyak Danovan salah satu minyak Karo yang banyak peminatnya. Terbukti dari hasil penjualan di warung-warung tersebut. “Pendapatan dari penjualan minyak Karo itu lumayan. Paling tidak bisa dapur mengebul dan menyekolahkan anak-anak,” kata Danovan dengan semangat.
Tentang khasiat Minyak Karo yang dibuatnya, Danovan mengatakan, namanya minyak urut atau pijat, tetapi khasiatnya sesungguhnya bukan hanya untuk urut, melainkan mengatasi atau menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Minyak urut Karo itu diramu dari tumbuh-tumbuhan khusus dan rempah-rempah pilihan untuk mengatasi badan pegal, linu, kecapekan, digigit serangga, gatal-gatal, luka bakar, luka lama, digigit binatang berbisa, obat sakit gigi, dan lainnya.
Sudah banyak testimoninya, dan betul-betul mereka sembuh dari penyakit yang diidapnya. Bahkan ada yang pernah sakit kulit di sekujur tubuhnya dan biaya pengobatan ke rumah sakit sangat mahal. “Setelah menggunakan minyak yang saya buat, orangnya sembuh,” tuturnya.
Minyak ini juga efektif memperlancar peredaran darah. Masyarakat Karo pada umumnya pekerja keras dan sering kerja capek dari mengolah lahan pertanian. “Kemudian daerahnya dingin membutuhkan penghangat badan berupa minyak supaya bisa tidur nyenyak,” kata Danovan.
Karena itu, minyak Karo itu juga cocok juga untuk masyarakat perkotaan, termasuk orang yang banyak bekerja di ruang ber-AC, atlet dan warga yang hobi olahraga serta masyarakat lainnya. Dengan menggunakan minyak Karo yang terbuat dari bahan alami, badan jadi hangat dan langsung segar.
“Caranya sangat mudah yakni diolesken di bagian tubuh yang sakit,” tambah Danovan yang kini sedang berupaya mengembangkan minyak Karo yang memiliki slogan Mari Segera Membuktikannya, Jagan Dipuji Sebelum Diuji.
Soal minyak Karo, Danovan menambahkan bahwa kualitas dijamin dan semua bahan bakunya halal. “Bahan bakunya dari tumbuh-tumbuhan khusus yang diambil dari hutan di sekitar Gunung Sinabung dicampur dengan rempah-rempah pilihan,”tambahnya. (kbn)