JAKARTA (IndependensI.com) – Penyebaran virus corona di Indonesia semakin ganas. Virus asal Wuhan Cina ini bisa menyerang siapa saja dan dimana saja. Salah satu tempat yang rawan terjadi penularan virus corona adalah pasar tradisional.
Berdasarkan, data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan pedagang pasar yang terpapar virus Corona dalam beberapa bulan terakhir terus menunjukkan kenaikan dan tingkat kematian yang tinggi.
Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI Reynaldi mengatakan total ada sekitar 1.392 pedagang pasar yang terpapar virus Corona dengan total kasus meninggal dunia sebesar 55 orang. Kasus tersebut terjadi di 27 provinsi, 97 kabupaten kota, dan terjadi di 244 pasar per September.
“Jumlah tersebut bertambah 8 orang jika dibandingkan data pekan lalu yaitu 47 pedagang yang meninggal karena COVID-19,” kata Reynaldi dalam keterangan resmi, Selasa (22/9/2020).
Adanya pedagang yang terpapar membuat pasar harus ditutup sementara. Berdasarkan datanya, sudah terdapat 173 pasar pernah ditutup karena COVID-19. Penutupan pasar terakhir terjadi di Pasar Kayen, Pati, Jawa Tengah.
Reynaldi mendorong agar pemerintah daerah lebih fokus pada protokol kesehatan dan memperkuat tes swap atau rapid test di pasar-pasar seluruh Indonesia. Sementara ini provinsi yang sudah melaksanakan tahap swab test atau rapid test disebut baru DKI Jakarta, Sumatera Barat (Sumbar), Yogyakarta.
Kemudian, Reynaldi juga meminta agar pemerintah memberikan stimulus kepada para pedagang pasar untuk menjaga agar pasar tradisional tetap bertahan. Pasalnya, omzet pedagang selama pandemi rata-rata disebut turun hingga 70%.
“Kami juga mendapati bahwa ada penurunan omzet pedagang sekitar 55 sampai dengan 70% seluruh Indonesia, maka kami meminta kepada pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional sebagai pusat pondasi perekonomian lokal atau perekonomian daerah sehingga kita bisa menjaga agar pasar dan perekonomian terus tumbuh,” ujar Reynaldi.