Bupati Gresik Sambari Halim Radianto (Berbaju Hitam) saat Meninjau Lokasi Semburan Lumpur Berbau Gas di Desa Sekarkurung

Semburan Lumpur Berbau Gas, Dibekas Lokasi Eksplorasi Sumber Minyak Sekarkurung Masih Normal

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Munculnya sumur yang menyemburkan lumpur berbau gas, di Desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik Jawa Timur. Membuat, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto bersama pihak dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan SKK Migas meninjau lokasi, Minggu (22/9).

Usai melihat lokasi semburan, Sambari memerintahkan pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Gresik. Agar mengambil 3 sampel air semburan, dari 3 sudut berbeda masing-masing sebanyak 10 liter. Untuk diperiksa dilaboratorium milik BLH maupun ke laboratorium milik PHE dan SKK Migas.

“Syukur Alhamdulillah, kondisi semburan saat ini tidak berdampak. Namun, kami berharap semburan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik,” kata Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.

“Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, kami minta kepada tiga pilar. Yakni, Polsek, Koramil dan Kecamatan Kebomas ditambah petugas Satpol PP serta Damkar Gresik untuk mengamankan lokasi semburan. Untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi, agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan ke masyarakat,” ujarnya.

Di tambahkan Bupati, diwilayah Kabupaten Gresik terdapat puluhan sumur bekas tempat eksplorasi minyak peninggalan jaman Belanda yang selama ini sudah tidak aktif. “Lokasi semburan saat ini, sebenarnya adalah area tempat usaha persewaan alat berat. Tetapi, beberapa hari yang lalu lumpur berbau gas tiba-tiba menyembur,” ungkapnya.

“Untuk mencegah luberan lumpur yang menyembur itu, kami meminta pemilik lahan melakukan upaya lokalisir dengan membuat tanggul disekitar lokasi semburan. Ini penting untuk mencegah luberan, agar tidak meluas,” tegasnya.

“Semburan lumpur berbau gas ini, menurut pihak PHE dan SKK Migas hanya mengandung 0,03 persen gas dengan ketinggian semburan hanya sekitar 40 cm. Namun, untuk mencegah timbulnya bau gas yang menyegat dan bisa menganggu warga sekitar lokasi semburan. Atas ijin Kepala Desa setempat dan pemilik lahan, kami akan memasang blower yang tujannya agar gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik,” tandasnya.

Sementara, Nurwahidi perwakilan SKK Migas menginggatkan kepada masyarakat yang daerahnya terdapat sumur bekas lokasi eksplorasi minyak. Untuk tidak menutupnya, apalagi sampai ditutup dengan mengunakan beton cor.

“Disini kami juga menyampaikan rasa terima kasih, kepada Pemkab Gresik dan masyarakat yang telah melaporkan dan berkoordinasi dengan PHE dan SKK migas. Terkait persoalan ini, sehingga bisa kami antisipasi dan berupaya melakukan penaganan secara dini,” tuturnya.

“Semburan yang terjadi saat ini, belum bisa dikatakan berbahaya. Karena, bau gas yang ditimbulkannya tidak terlalu meluas. Hanya tercium, pada radius beberapa meter saja. Meski demikian, kami berharap Pemkab Gresik dan masyarakat agar selalu melakukan monitoring,” pungkasnya. (Mor)