Negara Berkembang Berisiko Tertinggal dari Akses Penanganan Corona

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Seluruh negara saat ini tengah mencari cara agar terbebas dari virus corona. Pengembangan vaksin pun digadang-gadang mampu meredam virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, akhir 2019 lalu. Namun, celakanya tidak semua Negara mampu mengembangkan vaksin Covid 19.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan kekhawatirannya pada negara berkembang. Menurutnya, ada risiko negara berkembang tertinggal dari akses penanganan corona seperti vaksin corona.

“Pandemi ini menunjukkan ketidaksetaraan yang mendalam antarnegara. Negara berkembang tetap memiliki risiko untuk tertinggal dalam hal akses obat-obatan, vaksin, dan teknologi kesehatan,” kata Retno dalam forum PBB bertajuk The Challenge of a Lifetime: Ensuring Universal Access to Covid-19 Health Technologies: High Level Virtual Event, Sabtu (26/9/2020).

Oleh karena itu, kata Retno, dibutuhkan kerja sama seluruh negara. Termasuk kesempatan akses kesehatan harus adil dan merata. Dengan begitu rantai penularan virus baru bisa benar-benar terputus. “Inilah mengapa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang adil dan setara untuk memenangkan pertempuran ini,” tegasnya.

Retno menjelaskan solidaritas dan komitmen politik semua negara dibutuhkan dalam mengembangkan teknologi dan pengetahuan melawan virus corona.

“Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu kita menemukan solusi untuk mengalahkan COVID-19, tetapi itu hanyalah alat. Untuk membuatnya berdaya guna kita membutuhkan solidaritas kita membutuhkan komitmen politik dari semua negara,” pungkasnya.